Sabtu 17 Oct 2020 14:33 WIB

Indonesia Perlu Segera Mengadopsi Telemedicine

Telemedicine bisa jadi salah satu solusi terbatasnya faskes dalam penanganan Covid-19

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang dokter berbicara dengan pelanggan melalui aplikasi perawatan kesehatan (ilustrasi). Telemedicine dinilai akan sangat membantu Indonesia dalam pelayanan kesehatan.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Seorang dokter berbicara dengan pelanggan melalui aplikasi perawatan kesehatan (ilustrasi). Telemedicine dinilai akan sangat membantu Indonesia dalam pelayanan kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI) 2020. Konferensi yang diadakan virtual ini mengangkat Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai fokusnya.

Prof Jorg Haier dari Hannover Medical School, membawa materi Impact of Covid-19 on Telemedicine Usage: Framework and Implementation. Terkait Tujuan ketiga dalam SDGs yakni Good Health and Well Being, terutama fasilitas kesehatan di daerah-daerah 3T.

Baca Juga

"Indonesia memiliki tantangan besar dan spesifik mengenai sarana dan prasarana kesehatan ini. Untuk itu, mengadopsi sistem telemedicine dapat sangat membantu ," kata Haier.

Telemedicine sendiri merupakan layanan kesehatan berbasis teknologi informasi. Haier menerangkan, penggunaan telemedicine dengan sistemnya bisa menjadi salah satu solusi terbatasnya fasilitas kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Sebab, telemedicine mengubah sistem kesehatan dari yang sederhana jadi sistem modern. Dengan sistem ini, rumah sakit tidak lagi jadi pusat untuk segala hal karena pasien dapat mengakses fasilitas kesehatan tanpa tatap muka langsung.

"Terutama, pada masa pandemi ini, yang mana sebaiknya interaksi secara fisik dikurangi," ujar Haier.

ICOSI merupakan yang keempat kali digelar, tapi tahun ini memberi nilai-nilai berbeda. Selain pelaksanaan  yang harus dilakukan secara virtual, konferensi ini miliki 14 disiplin ilmu yang telah mencatatkan lagi Rekor Muri untuk UMY.

Diikuti 1.373 peserta dari delapan negara dan empat benua, dibuka Rektor UMY, Dr Gunawan Budiyanto dan Ketua BPH UMY, Dr Agung Danarto. Selain Jorg Haier, ada Sudarisman dari UMY dan Prof Khoirul Anwar dari Telkom University. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement