Ahad 18 Oct 2020 10:14 WIB

Amerika Serikat Tambah Tekanan ke Huawei

Amerika Serikat Tambah Tekanan ke Huawei, Kali Ini Incar Bisnis Cloud di Eropa

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Amerika Serikat Tambah Tekanan ke Huawei, Kali Ini Incar Bisnis Cloud di Eropa. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)
Amerika Serikat Tambah Tekanan ke Huawei, Kali Ini Incar Bisnis Cloud di Eropa. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Setelah bisnis chip dan ponsel pintar, kini Amerika Serikat (AS) juga menekan lini bisnis komputasi awan milik Huawei.

Melansir Straits Times, Jumat (16/10/2020), pejabat AS telah melobi para anggota parlemen dan pemimpin industri Eropa untuk menggunakan teknologi perusahaan Barat--sekaligus menghindari Huawei--dalam membangun pusat data dan infrastruktur komputasi awan.

Dalam kunjungannya ke Eropa pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Keith Krach mendesak Eropa meninggalkan peralatan Huawei. "Komputasi awan sangat penting, baik di layanan cloud atau pusat data itu sendiri. Ini masalah besar," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Startup Esport: Induk Usaha EVOS Disuntik Modal Rp177 Miliar, Mau Buat Apa?

Baca Juga: Zoom Rilis Fitur OnZoom, Bisa Buat Raup Cuan dari Acara Virtual!

Asal tahu saja, Krach bertemu dengan sejumlah eksekutif operator telekomunikasi Eropa, seperti Deutshe Telekom dan MasMovil dari Spanyol.

Ia juga mengatakan, "pertimbangkanlah (larangan ini) sebagai perpanjangan dari (larangan) 5G."

Ia melanjutkan, pemain AS mendominasi pasar cloud Eropa, dari AWS milik Amazon, Microsoft, IBM, Google, hingga Oracle. Sementara itu, pemain China seperti Alibaba dan Tencent tak membuat terobosan besar di Eropa, tambah Arend.

"Nilai bisnis sektor infrastruktur cloud di Eropa mencapai 12,4 miliar dolar AS (sekitar Rp183 triliun), tumbuh 33% tahun ini daripada tahun lalu," menurut Peneliti IDC, Carla Arend.

Sekadar informasi, AS sebelumnya telah melobi para sekutu untuk mengecualikan Huawei dari pengembangan jaringan 5G. Hasilnya, bisnis telekomunikasi Huawei terkena dampak.

Lebih lanjut, Huawei lebih rentan terkena boikot daripada Alibaba Group Holding dan WeChat Tencent Holding yang juga bergerak di sektor komputasi awan. Mengapa? Sebab, pemerintahan Trump telah berhasil meyakinkan sejumlah negara sekutu di Eropa untuk memboikot Huawei dari infrastruktur jaringan 5G-nya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement