Sabtu 17 Oct 2020 08:42 WIB

Musim Tanam Dimulai, Target Produksi 20 Juta Ton Beras

Jajaran pertanian agar menyiapkan benih bagi para petani untuk memenuhi target

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan Kementan komitmen membangunan ketahanan pangan nasional.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan Kementan komitmen membangunan ketahanan pangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan, pihaknya menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021, penanaman padi bisa mencapai seluas 8,2 juta hektare (ha). Pihaknya meminta jajarannya bersama para petani untuk bisa mempersiapkan peningkatan luas tanam itu untuk bisa terus menggenjot produksi.

Secara rinci, Syahrul menjelaskan, teknis penanaman berdasarkan waktu dan target. Pada bulan Oktober target penanaman di atas lahan seluas 700 ribu ha lahan. Lalu pada bulan November 900 ribu ha dan ditingkatkan pada Desember 1,9 juta ha.

Selanjutnya, pada Januari 2021 seluas 2,16 ha lahan, Februari 1,2 juta ha dan Maret 1,01 juta ha lahan. “Nanti dibagi per kabupaten, per kecamatan dan per desa. Kita berharap besar dari 8,2 juta hektar lahan yang ditanami pada musim tanam pertama Oktober-Maret 2020/2021 menghasilkan 20 juta ton beras,” kata Syahrul dalam keterangan resmi Kementan, Jumat (16/10).

Untuk itu ia meminta agar diperhatikan segala macam hal yang berkaitan dengan target tersebut seperti pengairan, benih, pupuk dan kondisi existing suatu daerah penanaman.

“Kita berharap lokasi yang ada sekarang tidak terbatas pada kondisi existing atau ada penambahan lahan baru. Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumsel, Lampung dan sembilan provinsi lainnya harus konsentrasi kejar target yang ada,” kata Syahrul.

Di sisi lain, Mentan Syahrul juga meminta kepada jajarannya agar menyiapkan benih untuk para petani demi memenuhi kebutuhan target pada musim tanam tersebut. “Benih 205 ribu ton lebih sudah harus didipersiapkan di mana tempatnya, di mana ambilnya dan lain sebagainya,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, ia pun meminta agar imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai prediksi akan terjadi banjir besar di seluruh Indonesia pada bulan Desember-Januari diantisipasi semua pihak.

“Hati-hati dan persiapkan diri. Lakukan perencanaan yang tepat, manfaatkan yang ada secara efektif, lalu mapping wilayah banjir. Ada wilayah merah, kuning dan hijau,” tuturnya.

Ia mengatakan, bahwa produksi padi pada tahun ini sangat mencukupi. Hingga akhir Desember beras diyakini masih tersisa 5,9 juta ton secara nasional.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nusyamsi menambahkan, saat ini baik petani dan petugas penyuluh lapangam (PPL) sudah tergabung di Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Konstratani).

Saat ini, dalam kerangka koordinasi lintas sektoral PPL, Dedi mengharapkan dapat memperbarui database petani Indonesia berdasarkan data kependudukan. "Kita berharap database petani kita bisa di-upgrade setiap saat karena data petani kita itu by name, by adress, sehingga tidak terjadi kekeliruan data," kata Dedi.

Ia mengatakan, data itu pula yang nantinya menjadi basis lembaganya untuk mengambil kebijakan yang dirumuskan oleh Kostratani agar tepat sasaran. Begitu pula dengan penyaluran pupuk subsidi diberikan berdasarkan database tersebut.

"Database itu kita dapat dari PPL dan petani berdasarkan NIK yang dioperasionalkan oleh Konstratani. Hal itu pula yang membuat kita mendapat penghargaan dari KPK karena berbasis NIK," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement