Sabtu 17 Oct 2020 06:55 WIB

Penderita Covid-19 yang Meninggal Dunia 85 Persen Lansia

Masyarakat Tanah Air untuk betul-betul menjaga lingkungan di sekitarnya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga lanjut usia mengikuti senam lansia di Desa Berdaya Tegalurung, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (6/10/2020). Kegiatan senam lansia yang digagas Rumah Zakat tersebut bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh dan menciptakan lansia yang produktif terutama di masa pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah warga lanjut usia mengikuti senam lansia di Desa Berdaya Tegalurung, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (6/10/2020). Kegiatan senam lansia yang digagas Rumah Zakat tersebut bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh dan menciptakan lansia yang produktif terutama di masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat secara akumulasi lebih dari 12 ribu orang yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) per Jumat (16/10). Sebanyak 80 hingga 85 persen dari total penderita Covid-19 yang tidak dapat diselamatkan tersebut merupakan kelompok lanjut usia (lansia) dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo menyebutkan, korban jiwa akibat Covid-19 di tingkat global saat ini sebanyak lebih dari 1 juta orang dan yang terpapar Covid-19 lebih dari 37 juta orang. Sementara di Indonesia, dia melanjutkan, masyarakat Tanah Air yang terinfeksi Covid-19 tercatat lebih dari 350 ribu orang dan pasien yang wafat sudah lebih dari 12 ribu orang. 

"Ini angka yang sangat besar sekali. Angka kematian yang juga berhasil dihimpun oleh satgas sejak Maret sampai hari ini, 80-85 persen angka kematian Covid-19 adalah pasien kelompok rentan yaitu lansia dan mereka yang punya penyakit penyerta," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19, Jumat (16/10).

Ia meminta semua pihak harus menyadari bahwa Covid-19 bukan ditularkan oleh hewan sebagaimana virus di flu babi atau flu burung. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat Tanah Air untuk betul-betul menjaga lingkungan di sekitarnya. Sebab, kelompok yang rentan terpapar Covid-19 ini yang menghadapi kondisi berbahaya. "Kami meminta semua untuk patuh pada protokol kesehatan supaya kita aman dengan memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kerumunan , mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau penyanitasi tangan (hand sanitizer). Tetapi itu saja tidak cukup, harus dilengkapi dengan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.

Ia meminta semua pihak harus bersabar menghadapi musibah ini karena dengan bersabar diharapkan bisa mengendalikan diri, termasuk patuh pada protokol kesehatan. Menurutnya, upaya yang dilakukan masyarakat ini tidak sebanding dengan pengorbanan dan penderitaan dokter yang merawat pasien di rumah sakit, baik itu pasien Covid-19 maupun non-Covid. Untuk memproteksi diri, ia meminta semua harus meningkatkan imunitas tubuh dengan cara olahraga teratur, istirahat cukup, tidak boleh begadang, makan yang berkualitas, minum vitamin, tidak boleh panik, dan hati harus bergembira. 

"Apabila metode untuk menjaga keamanan dengan mematuhi protokol kesehatan dan kita juga wajib meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta wajib meningkatkan imunitas telah diterapkan, Insya Allah kita semua akan terhindar dari musibah Covid-19 ini," katanya.

Ia meminta semua pihak dan lapisan masyarakat bersedia berikhtiar dan ikut menjadi bagian pahlawan kemanusiaan dalam menghindari masyarakat terpapar Covid-19. Sebab, dia menjelaskan media penularan Covid-19 adalah manusia dan orang terpapar Covid-19 bukan berasal dari yang jauh tetapi biasanya dari orang yang terdekat. Bahkan, pihaknya memperoleh data bahwa 7 persen pasien yang dirawat di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat ternyata bukan orang yang keluar rumah dan berdiam diri di tempat tinggalnya.

"Tetapi ternyata mereka terpapar Covid-19 dari anggota keluarganya yang lain dan keluar rumah. Oleh karena itu, kita semua harus menyadari bahwa Covid-19 sangat berbahaya, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta atau lansia," katanya. N Rr Laeny Sulistyawati

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement