Jumat 16 Oct 2020 17:37 WIB

Usai Juara Prancis Terbuka, Swiatek Jadi Selebriti

Saya merasa hidup saya berubah total dan saya berusaha untuk terbiasa dengan itu.

Rep: Fitriyanto/ Red: Muhammad Akbar
 Petenis Polandia Iga Swiatek, pemenang turnamen tenis Grand Slam Prancis Terbuka 2020, saat konferensi pers, di Warsawa, Polandia, 14 Oktober 2020.
Foto: EPA-EFE/ANDRZEJ LANGE
Petenis Polandia Iga Swiatek, pemenang turnamen tenis Grand Slam Prancis Terbuka 2020, saat konferensi pers, di Warsawa, Polandia, 14 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai menjadi juara Prancis Terbuka 2020, petenis Iga Swiatek mengatakan dia mencoba menyesuaikan diri dengan status selebriti barunya setelah menjadi pemain Polandia pertama yang memenangkan gelar tunggal Grand Slam.

Petenis berusia 19 tahun itu mengalahkan petenis Amerika Sofia Kenin 6-4 6-1 pada final Sabtu untuk menjadi pemenang termuda Grand Slam lapangan tanah liat di Roland Garros sejak Monica Seles pada 1992.

"Sangat gila di sini," kata Swiatek kepada BBC setelah kembali ke Polandia.

“Saya merasa hidup saya berubah total dan saya berusaha untuk terbiasa dengan itu. Saya meninggalkan Polandia lain tempat saya kembali, karena sekarang saya agak populer di sini."

Kehidupan Swiatek telah diubah oleh kemenangannya, tetapi dia mengatakan dia selalu dapat memanggil pemenang Grand Slam tiga kali Jepang Naomi Osaka untuk mendapatkan dukungan.

"Saya melakukannya dengan cukup baik, tetapi jika saya akan mendapat masalah, maka Naomi mengirimi saya SMS bahwa saya selalu dapat meminta nasihat atau dukungan darinya," tambahnya.

“Kami mengobrol singkat di media sosial tepat setelah final. Saya merasa seperti saya didukung, jadi ini luar biasa," lanjutnya dilansir laman Reuters, Jumat (16/10).

Swiatek adalah wanita Polandia pertama yang mencapai final Roland Garros dalam 81 tahun dan yang pertama di semua sektor sejak Agnieszka Radwanska di Wimbledon delapan tahun lalu.

“Pada dasarnya saya sangat terkejut selama tiga hari ke depan,” kata Swiatek, seraya menambahkan bahwa dia ingin sekali memiliki pengaruh pada pertumbuhan olahraga di negaranya. "Aku tidak bisa memberitahumu emosiku, karena aku pun tidak memahaminya."

“Saya selalu ingin memenangkan keempat Grand Slam dan mendapatkan medali Olimpiade, dan saya selalu menganggapnya sebagai mimpi. Tapi sekarang, ketika saya benar-benar memenangkan Prancis Terbuka, itu berhenti seperti terlalu jauh bagi saya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement