Jumat 16 Oct 2020 10:22 WIB

Hari Ini IHSG Berpotensi Melemah Terbatas

IHSG sempat dibuka menguat sebelum turun ke zona merah.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi:resesi - Pialang mengamati pergerakan bursa saham (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mix di awal perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (16/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
ilustrasi:resesi - Pialang mengamati pergerakan bursa saham (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mix di awal perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mix di awal perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (16/10). Indeks saham sempat dibuka menguat ke level 5.115,5 sebelum jatuh ke zona merah dan melemah ke level 5.093,18.

Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa saham Asia yang dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street. Pada perdagangan semalam, Wall Street kembali mencatatkan penurunan dan telah terjadi selama tiga hari berturut-turut.

Baca Juga

Riset Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak melemah terbatas pada hari ini. "Investor masih khawatir mengenai melonjaknya kembali jumlah kasus penularan Covid-19 diberbagai negara khususnya Eropa," tulis riset Phillip Sekuritas Indonesia, Jumat (16/10).

Investor juga pesimistis karena semakin pudarnya prospek fiskal stimulus sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS). Belum terlihat perkembangan yang signifikan dalam perundingan stimulus fiskal setelah Presiden Trump mengatakan bersedia menaikkan usulan paket stimulus menjadi 1,8 triliun dolar AS.

Investor juga memantau berbagai kebijakan pembatasan sosial yang berlaku di Eropa. Perancis menjadi negara Eropa terkini yang memperketat kebijakan anti virus corona dengan memberlakukan jam malam di Paris dan 8 kota lain mulai hari Sabtu.

Di Spanyol, restoran dan bar akan tutup di wilayah Catalonia selama 15 hari ke depan. Jerman dan Irlandia juga baru saja memperketat kebijakan pembatasan sosial.

Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data Initial Jobless Claims AS yang memperlihatkan bahwa jumlah orang yang untuk pertama kalinya mencairkan tunjangan pengangguran mencatatkan penambahan terbesar dalam 2 bulan menjadi 898 ribu untuk periode mibggu yang berakhir 10 Oktober.

"Ini adalah angka yang secara historis cukup tinggi dan merupakan sebuah bukti bahwa gelombang PHK masih menjadi hambatan bagi pemulihan ekonomi AS untuk keluar dari resesi yang di timbulkan oleh pandemi Covid-19," jelas riset tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement