Kamis 15 Oct 2020 17:40 WIB

Imbauan Pemikir Barat Teladani Bank Islam

Para pemikir Barat dianjurkan meneladani Bank Islam.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Imbauan Pemikir Barat Teladani Bank Islam. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Imbauan Pemikir Barat Teladani Bank Islam. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riba menjadi faktor utama terjadinya krisis global yang pernah terjadi pada 2008, dan berdampak fatal bagi bank konvensional. Namun bank-bank syariah terhindar dari krisis ini.

Dikutip dari buku Harta Haram Muamalat Kontemporer karya Erwandi Tarmizi, maka bergaunglah imbauan para pemikir barat untuk meneladani bank islam yang jelas anti riba.

Baca Juga

Boufice Fanson Pimpinan redaksi Majalah Prancis "Challenges" edisi Oktober 2008 dalam kolom pengantar redaksi yang berjudul "Paus atau Alquran" mengatakan kepada Paus Benektidus XVI:

"Saya pikir, dalam menghadapi krisis ekonomi global ini kita sangat membutuhkan membaca AIquran dari pada membaca InjiI untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan dunia perbankan kita, karena jika para praktisi perbankan kita menghargai ajaran, undang-undang, dan sistem yang disampaikan AIquran serta menerapkannya saya yakin krisis dan bencana ekonomi ini tidak akan melanda kita, yang membawa kita kepada kondisi yang menggenaskan, karena sesungguhnya "uang tidak bisa melahirkan uang (riba)." (Azmat Al Maliyyah).

Seolah-olah menjawab imbauan di atas, Vatikan melalui harian resminya "Observatory Romano" dalam salah satu artikel yang berjudul "Masukan Dari Sistem Keuangan Syariah Untuk Barat Yang Dirundung Krisis" dijelaskan tentang manfaat riba diharamkan sesuai dengan syariat Islam. Dan sistem keuangan syariah sangat berperan untuk membangun kembali undang-undang serta peraturan baru agar dunia dapat keluar dari krisis ekonomi global yang terjadi. Terutama sekali Islam menekankan larangan menggunakan uang sebagai barang dagangan yang mendatangkan laba (Iqtisihad Islami edisi Jumadil Ula 1430 hijriah).

Pimpinan redaksi Harian "Lawlournal the Finance", Roland Laskin dalam kolom redaksi lebih lantang menuntut penerapan sistem ekonomi syariah di bidang keuangan dan ekonomi agar dapat menyelamatkan pasar ekonomi dunia dari krisis yang timbul akibat tindakan para spekulan di pasar bursa. Kolom tersebut

ia beri judul "Tibalah saatnya Wall Street menerapkan sistem ekonomi syariah" (Azmat Al Maliyyah).

Mengamini imbauan di atas Robert Keymet wakil menteri keuangan Amerika saat berkunjung ke Riyadh mengatakan pernyataan yang dianggap cukup berani, "Sistem perbankan dan ekonomi Islam merupakan prioritas kajian pemerintah Amerika dalam rangka menyelamatkan ekonominya" (Al Jazirah)

Sebenarnya, himbauan tersebut sudah lama didengungkan. Pada 1930, Arthur Kinston berujar lantang di hadapan komite keuangan dan industri Mc Millan setelah terjadinya great depression yang melumpuhkan Wall Street, "Saya adalah anti riba dalam segala bentuknya, riba merupakan kutukan dunia semenjak kemunculannya, riba telah menghancurkan imperium-imperium terdahulu dan imperium ini, dan akan menghancurkan imperium yang lainnya" (Qodhaya Fiqhiyyah Muashirah).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement