Kamis 15 Oct 2020 17:23 WIB

OJK Optimistis Target Inklusi Keuangan Capai 90 Persen

Setiap tahun tingkat literasi dan inklusi keuangan mengalami pertumbuhan yang positif

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan jika dilihat perkembangan setiap tahunnya tingkat literasi dan inklusi keuangan mengalami pertumbuhan yang positif.
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan jika dilihat perkembangan setiap tahunnya tingkat literasi dan inklusi keuangan mengalami pertumbuhan yang positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis Indonesia dapat mencapai target tingkat inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024. Pada 2019 survei nasional terkait literasi dan inklusi keuangan sudah mencapai 76,19 persen.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan jika dilihat perkembangan setiap tahunnya tingkat literasi dan inklusi keuangan mengalami pertumbuhan yang positif. “Kami optimistis pada 2024 tercapai meskipun semakin tinggi angkanya semakin berat mencapai target tersebut,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (15/10).

Adapun tingkat inklusi keuangan Indonesia sebesar 76,19 persen lebih rendah dibanding negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.

Namun, menurut Tirta, angka 76,19 persen sudah meningkat dibandingkan survei yang dilakukan tiga tahun sebelumnya sebesar 69 persen. "Ini sudah meningkat jauh dari tiga tahun sebelumnya yang hanya 69 persen," ucapnya.

Ke depan OJK bersama stakeholder lainnya terus mengejar target 90 persen dengan mengadakan berbagai program termasuk dalam Bulan Inklusi Keuangan yang jatuh setiap Oktober. Tak hanya itu, ia menuturkan peran 35 kantor OJK di daerah juga sangat besar dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat dengan mengadakan 168 program.

Program tersebut di antaranya adalah business matching, gerakan menabung, penyaluran skema kredit melawan rentenir, seminar nasional, webinar dan FGD edukasi, pameran UMKM, lomba dan kompetisi, Bike to BIK 2020, hingga olimpiade.

“Ada Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Mereka bekerja sama dengan stakeholder di daerah dan BPD," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement