Kamis 15 Oct 2020 16:04 WIB

Islam di Meksiko, Minoritas yang Sulit Akses Makanan Halal

Umat Islam di Meksiko mendapati kesulitan akses makanan-makanan halal.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam di Meksiko mendapati kesulitan akses makanan-makanan halal. Kaum Muslim di Meksiko mengikuti kajian keislaman di El Centro Cultural Islamico de Mexico.
Foto: MicPhotoPress/Fernando Castillo/ca
Umat Islam di Meksiko mendapati kesulitan akses makanan-makanan halal. Kaum Muslim di Meksiko mengikuti kajian keislaman di El Centro Cultural Islamico de Mexico.

REPUBLIKA.CO.ID, Islam adalah agama minoritas di Meksiko jumlah umat Islam di sana tak sebanding dengan pemeluk agama-agama lainnya, terutama Kristen.

Menurut sensus resmi pemerintah Meksiko pada 2010 lalu, jumlah Muslimin di negara tersebut tak kurang dari 2.500 jiwa. Artikel de Castro dan Vilela, Muslims in Brazil and Mexico: A Comparative Quantitative Analysis (2019) menyajikan data yang lebih banyak, yakni 4.118 jiwa atau kurang dari 0,01 persen total populasi setempat pada 2010. 

Baca Juga

Bandingkan dengan jumlah pemeluk Kristen di Meksiko yang mencapai sekitar 105 juta jiwa alias 94 persen dari keseluruhan penduduk. 

Komunitas Muslim di Meksiko terbentuk secara signifikan sejak permulaan abad ke-20. Saat itu, imigran dari negeri-negeri Arab banyak berdatangan ke sana. 

Berikutnya, mulai abad ke-21 cukup banyak warga setempat yang memeluk Islam. Sekitar 70 persen dari seluruh Muslimin di Meksiko merupakan penduduk lokal, sedangkan sisanya adalah pendatang. Kebanyakan para imigran Muslim itu berasal dari Lebanon (56 persen), Yordania (8 persen), dan Suriah (4 persen). Keturunan Afrika ada, tetapi jumlahnya tak begitu signifikan.

Bila orang-orang perantauan dari luar disertakan, maka kaum Muslim dari Amerika Serikat menjadi yang terbanyak. Sekitar 18,5 persen orang asing yang beragama Islam di Meksiko datang dari Negeri Paman Sam. 

Selain Amerika Serikat, ada pula Mesir (17,8 persen), Lebanon (13,7 persen), dan Maroko (8,6 persen). Fakta ini tak begitu mengejutkan. Sebab, antara Amerika Serikat dan Meksiko berbatasan langsung di daratan. Masyarakat kedua negara juga kerap bermigrasi melintasi batas demarkasi nasional.

Hampir seluruh orang Islam di Meksiko tinggal di daerah perkotaan, seperti Mexico City, Coahuila de Zaragoza, dan Jalisco. Secara taraf sosial-ekonomi, masyarakat Muslim di negara tersebut hidup cukup makmur. Mayoritas angkatan kerja mereka berprofesi sebagai pengusaha. 

Menurut penelitian de Castro dan Vilela, ada belasan masjid yang tersebar di penjuru Meksiko. Masjid yang sering disebut-sebut ialah Masjid Suraya (Mezquita Soraya) di Torreon, Coahuila. Rumah ibadah itu berdiri sejak 1989 dan menjadi masjid pertama yang berdiri secara resmi di Meksiko.

Demikian berdasarkan keterangan dari lembaga Salafi Centre of Mexico. Selain masjid, setidaknya terdapat berbagai fasilitas publik islami lainnya. Misalnya, satu unit madrasah di Kota Chiapas dan satu area permakaman Muslim di Negara Bagian Meksiko yang dibuka secara resmi oleh otoritas setempat pada 2017 lalu.

Bagaimanapun, kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan suatu halal lifestyle masih jauh panggang dari api. Sebagai contoh, ketersediaan toko daging halal amat jarang dijumpai di kota-kota di negara Meksiko.

Kalaupun ada, harganya cukup mahal. Untuk itu, beberapa komunitas Muslim setempat menyelenggarakan kiat-kiat tersendiri agar dapat memasok daging halal sesuai permintaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement