Kamis 15 Oct 2020 07:43 WIB

Dior Harus Penuhi Syarat Ini Sebelum Pakai Tenun Endek

Jangan sampai kain endek bernasib sama dengan tenun rangrang.

Dior Harus Penuhi Syarat Ini Sebelum Pakai Tenun Endek. Kain tenun endek khas Bali
Dior Harus Penuhi Syarat Ini Sebelum Pakai Tenun Endek. Kain tenun endek khas Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan sejumlah syarat mutlak harus dipenuhi rumah mode internasional Christian Dior jika memakai tenun endek untuk koleksi busananya pada 2021.

"Kita juga harus ingat dengan pengalaman nasib tenun rangrang khas Nusa Penida dan dijadikan sebagai sebuah pelajaran. Jangan dibutakan oleh rasa bangga, lalu abai terhadap kewajiban untuk menjaga dan melestarikan," kata Putri Koster saat menerima Tim Ad Hoc Kerja sama Dior Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di Ruang Pertemuan Jayasabha,  Rabu (14/10).

Baca Juga

Didampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan I Wayan Jarta dan Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Mardiana menyampaikan rasa bangga karena salah satu kain tenun tradisional Bali dilirik oleh rumah mode yang sudah mendunia. Bahkan, ia menyebut kabar yang diterimanya akhir September lalu itu seperti sebuah mimpi.

"Di tengah pandemi, tiba-tiba kita dikejutkan kabar menggembirakan. Pastinya sangat bangga ya," ucapnya.

Namun, rasa bangga itu menyisakan kekhawatiran kalau endek akan bernasib sama dengan tenun rangrang. Sebelumnya tenun khas Nusa Penida itu sempat booming dan motifnya ditiru dan diproduksi secara massal.

"Orang luar ikut memproduksi motif rangrang hingga pada titik tertentu kehilangan selera pasar. Saya tak ingin hal tersebut terjadi pada kain endek," ucapnya.

Dalam konteks perlindungan dan pelestarian kain endek, ia pun menyebut sejumlah syarat mutlak yang harus dipenuhi rumah mode Christian Dior. Pertama, Dior wajib menggunakan kain endek yang benar-benar diproduksi oleh perajin Bali.

Syarat lainnya, Dior juga harus memahami endek bukanlah tenun yang bisa diproduksi secara massal dengan motif dan warna yang seragam. "Kain kita ini punya keterbatasan dalam produksi, selain itu dalam teknik pewarnaan sangat dipengaruhi oleh sinar. Jadi, celupan pertama dan berikutnya pasti akan ada perbedaan," ujarnya.

photo
Butik Christian Dior - (wikipedia)

Menurutnya, hal tersebut justru menjadi keunggulan dari kain endek karena sifatnya yang terbatas. Syarat lain yang ditawarkan dalam kerja sama ini adalah keterlibatan eksportir putra daerah Bali.

Putri Koster menyebut, sejumlah syarat yang diutarakannya itu murni dalam bidang tugasnya selaku Ketua Dekranasda, yaitu menjaga kelestarian tenun tradisional. Kadisperindag Wayan Jarta mengatakan secara intensif telah melakukan komunikasi dengan Dior dan juga jajaran Kemenlu.

Dari hasil koordinasi, diperoleh informasi pemilihan kain endek yang diperagakan pada pembukaan Paris Fashion Week di Jardin de Tuileries, Paris, Selasa (29/9) itu diperoleh dari hasil pencarian di internet. Ia pun telah menghubungi produsen pemasok kain endek yang diperagakan pada ajang tersebut.

"Kami sempat hubungi dan ketika kami sampaikan syaratnya harus perajin lokal Bali, mereka angkat tangan," ucapnya.

Disperindag Bali akan mengawal kerja sama ini untuk menjamin pasokan bahan benar-benar berasal dari Bali. Pemprov Bali juga berharap bisa bertemu langsung dengan tim dari rumah mode Christian Dior untuk membicarakan kerja sama ini. Pimpinan rombongan Tim Ad Hoc Kemenlu RI Dyah Lestari Asmarani menyampaikan timnya mendapat penugasan khusus untuk menindaklanjuti rencana penggunaan bahan endek untuk koleksi busana Dior 2021.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement