Rabu 14 Oct 2020 23:58 WIB

Menristek: Vaksin Covid-19 Harus Miliki Kemanjuran Tinggi

Lahirnya vaksin Covid-19 diharapkan mampu turunkan kematian

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro usai meresmikan penyerahan mobilelab safety 2 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Ahad (30/8).
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro usai meresmikan penyerahan mobilelab safety 2 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Ahad (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan vaksin COVID-19 yang dibutuhkan dan sedang diupayakan harus memiliki tingkat kemanjuran (efikasi) tinggi.

"Vaksin yang kita butuhkan bukan hanya sekadar vaksin yang tersedia dengan cepat, namun juga memiliki efficacy(kemanjuran) yang tinggi," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan, Jakarta, Rabu.

Menristek Bambang menuturkan vaksin sejak awal harus dijamin aman bagi pengguna dan tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan.

Lalu vaksin juga harus memenuhi kemanjuran atau khasiat yang diinginkan dalam merangsang sistem imunitas untuk menghasilkan antibodi untuk mencegah virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menginfeksi sel-sel manusia.

"Awal dari vaksin adalah harus safety(aman) dulu, setelah aman, tidak ada side effect (efek samping) yang membahayakan dan baru kemudian kita bicara apakah ini memenuhi efficacy, kemanjuran, khasiatnya apakah sesuai," tuturnya.

Menristek Bambang mengatakan kesiapan penyediaan vaksin juga harus didukung dengan kemampuan peningkatan kapasitas produksi termasuk di dalamnya produksi vaksin untuk uji klinik dan penggunaannya ke masyarakat.

Dia mengatakan untuk menciptakan kekebalan populasi (herd imunity), maka minimal 70 persen dari penduduk harus diberikan vaksin atau kurang lebih 170 juta orang.

Vaksinasi terhadap jumlah penduduk yang besar juga tergantung kepada kesiapan tenaga kesehatan untuk benar-benar bisa melakukan vaksinasi.

"Memang tidak mudah melakukan program vaksinasi dengan jumlah penduduk besar dan dengan waktu yang juga diharapkan secepat mungkin karena memang kalau dari hitungan herd imunity minimal 70 persen penduduk kita yang harus diberi vaksin, kalau kita ingin mengejar herd imunitytentunya lebih aman kalau bisa 100 persen, tapi minimal 70 persen itu kita bicara 170 juta orang jadi bukan jumlahnya kecil," ujarnya.

Dengan dilakukannya vaksinasi COVID-19, maka diharapkan dapat menurunkan kematian dan dan kasus akibat COVID-19, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat, menjaga produktivitas dan mengembalikan perekonomian masyarakat, serta mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) dan melindungi populasi manusia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement