Rabu 14 Oct 2020 22:45 WIB

Ancaman Kekerasan Membuat Masjid Toronto Ditutup Sementara

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sangat terganggu oleh insiden ancaman itu.

Ancaman Kekerasan Membuat Masjid Toronto Ditutup Sementara. Lokasi penikaman yang menewaskan seorang pengurus Masjid IMO di Rexdale Boulevard, Toronto, Kanada.
Foto: CTV News Toronto
Ancaman Kekerasan Membuat Masjid Toronto Ditutup Sementara. Lokasi penikaman yang menewaskan seorang pengurus Masjid IMO di Rexdale Boulevard, Toronto, Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID,TRENTON -- Sebuah masjid Toronto tetap ditutup Selasa (13/10), setelah menerima ancaman kekerasan saat polisi menyelidiki insiden tersebut.

"Ancaman tersebut secara khusus berisi janji bahwa senjata telah dibeli untuk 'melakukan Christchurch lagi," cuit Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) seperti dilansir Anadolu Agency, merujuk pada serangan terhadap dua masjid di Selandia Baru pada tahun 2019 yang menewaskan 51 Muslim. Polisi diberitahu tentang ancaman yang diterima akhir pekan lalu.

Mustafa Farooq, kepala eksekutif NCCM, mengatakan masjid tersebut tidak akan dinamai karena khawatir akan menimbulkan lebih banyak ancaman. "Pesan (email) ini sangat kejam," katanya. “Ketika kami mendapatkan ancaman ini, kami tidak menganggapnya enteng. Dan itulah mengapa masjid ditutup dan tetap ditutup."

Wali Kota Toronto John Tory menyebut ancaman itu "sama sekali tidak dapat diterima" dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dia "sangat terganggu" oleh insiden itu.

Ancaman datang setelah kematian seorang relawan penjaga masjid yang ditikam di daerah Toronto pada bulan September.

Kejahatan itu mendorong 25 kelompok hak asasi manusia untuk mengirim surat 5 Oktober ke Trudeau meminta rencana aksi untuk menutup kelompok supremasi kulit putih “sehingga kami tidak terus harus pergi ke pemakaman setelah pemakaman, untuk menanggapi ancaman setelah pemakaman, ” kata Farooq.

"Ini perlu dihentikan dan cara yang perlu dihentikan adalah melalui rencana aksi nasional untuk membongkar kelompok supremasi kulit putih, neo-Nazi, kekerasan, Islamofobia, atau xenofobia semacam ini. "Jelas, ada banyak ketakutan, kata Farooq. “Ada banyak kekhawatiran. Apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Namun Farooq mengatakan komunitas Muslim tidak akan takut dengan ancaman. "Saya tidak akan mengizinkan seseorang yang mencoba meneror dan mengintimidasi kami berhasil," katanya. “Kami akan berdiri sebagai orang Kanada. Kami akan membela (sebagai) Muslim Kanada. Dan saya tahu bahwa begitu banyak komunitas yang mendukung kami."

Hingga kini tidak diketahui kapan masjid akan dibuka kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement