Kamis 15 Oct 2020 00:05 WIB

Pemkab Seleksi Imam dan Muadzin Masjid Agung Dharmasraya

Peresmian Masjid Agung ini ditargetkan bersamaan HUT ke 17 Kabupaten Dharmasraya.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Progres pembangunan Masjid Agung Dharmasraya.
Foto: Humas Pemkab Dharmasraya
Progres pembangunan Masjid Agung Dharmasraya.

REPUBLIKA.CO.ID, DHARMASRAYA -- Proses pembangunan Masjid Agung Dharmasraya ditargetkan selesai pada Desember 2020 nanti. Peresmian masjid yang terletak di Jalur Lintas Tengah Sumatra ini diharapkan pada awal 2021 nanti bersamaan dengan perayaan HUT ke 17 Kabupaten Dharmasraya.

Sembari mengebut penyelesaian pembangunan Pemkab Dharmasraya sudah melakukan seleksi untuk orang yang akan dipercaya menjadi imam dan muadzin.

"Tujuan diadakan seleksi ini adalah agar dapat menghasilkan imam dan muazin yang berkualitas, seperti memiliki hafalan qur’an dengan suara fasih, merdu dan memiliki pengetahuan agama yang cukup,” kata Plt Bupati Dharmasraya Dt. Rajo Medan, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (14/10).

Seleksi calon imam dan muadzin Masjid Agung Dharmasraya ini sudah dibuka sejak 17 September 2020 sampai 13 Oktober 2020 ini. Pemkab sudah mendapatkan 9 pendaftar yang dinilai sudah memenuhi syarat dan berhak mengikuti tahapan seleksi lebih lanjut.

Dt. Rajo Medan menyebut, seleksi yang mereka laksanakan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku. Supaya masjid yang akan menjadi ikon religi Dharmasraya ini memiliki imam dan muadzin yang sesuai dengan harapan.

Masjid Agung Dharmasraya dibangun di atas lahan seluas 6,7 hektare. Lahan seluas 6,7 hektare untuk pembangunan masjid ini berasal dari hibah dari pemerintah pusat untuk Kabupaten Dharmasraya. Diperkirakan, masjid ini dapat menampung 13 ribu orang jamaah. Bupati menyebut, anggaran pembangunan masjid itu mencapai Rp 103 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) 2019 dan 2020.

Selain untuk beribadah, Masjid Agung Dharmasraya juga ditujukan sebagai pusat kajian dan peradaban Islam di Dharmasraya. Masjid ini akan memiliki empat kubah. Jumlah itu melambangkan filosofi adat Minangkabau, yaitu 'Tau Jo Nan Ampek'.

Yakni kato mandaki, kato mandata, kato manurun dan kato malareng. Semua itu bermakna, seseorang harus pandai menjaga sikap kepada yang lebih tua, sebaya, yang lebih kecil dan tokoh-tokoh masyarakat.

Masjid Agung Dharmasraya juga dirancang untuk menjadi islamic center yang dapat memberdayakan ekonomi umat. Karena di sekitar masjid juga akan didirikan SPBU, mini market, dan rumah makan. Juga menjadi rest area karena berada di tepi Lintas Sumatra.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement