Rabu 14 Oct 2020 20:13 WIB

Kapasitas Produksi Freeport Bisa Capai 3,5 Juta Ton

Produksi kemungkinan akan terhambat keharusan pembangunan smelter.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas. PTFI memprediksi pada enam sampai tujuh tahun mendatang kapasitas produksi perusahaan bisa mencapai 3,5 juta ton per tahun.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas. PTFI memprediksi pada enam sampai tujuh tahun mendatang kapasitas produksi perusahaan bisa mencapai 3,5 juta ton per tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia memprediksi pada enam sampai tujuh tahun mendatang kapasitas produksi perusahaan bisa mencapai 3,5 juta ton per tahun. Penambahan produksi ini jika perusahaan sudah mulai menambang kawasan Kucing Liar.

Presiden Direktur PTFI, Clayton Allen Wenas atau kerap disapa Tony Wenas menjelaskan, saat ini produksi tembaga PTFI sebesar 1,8 juta ton. Namun, perusahaan masih mempunyai kapasitas produksi dari tambang bawah tanah yang baru mulai diproduksi pada tahun depan. Selain itu, perusahaan juga akan memulai eksplorasi di wilayah tambang Kucing Liar yang diesetimasi bisa menambah produksi sampai 3,5 juta ton.

Baca Juga

"Apabila kami tambang Kucing Liar produksi, konsentrat kami akan lebih dari 3,5 juta ton pada enam sampai tujuh tahun mendatang," ujar Tony dalam diskusi virtual, Rabu (14/10).

Sayangnya, kata Tony, perusahaan belum bisa merealisasikan penambangan di wilayah Kucing Liar ini. Mengingat, PTFI juga dilarang untuk melakukan ekspor dan sepenuhnya produksi tembaga diserap oleh pabrik smelter yang tengah dibangun perusahaan.

Hal ini dikarenakan kapasitas produksi pabrik smelter hanya satu juta ton per tahun. Sementara, kata Tony, untuk membangun satu smelter baru lagi tidak cukup ekonomis karena jangka waktunya hanya sekitar lima hingga tujuh tahun untuk produksi konsnetra lebih dari 500 ribu ton per tahun.

"Ini mungkin salah satu pertimbanan kemungkinan tambang Kucing Liar tidak akan kami garap," ujar Tony.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement