Rabu 14 Oct 2020 17:43 WIB

Semen Indonesia Optimalisasi Peluang Pasar Saat Pandemi

SIG berupaya melakukan optimalisasi aset yang dimiliki untuk menangkap peluang pasar

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Salah satu ruas Tol Trans Sumatera yang kebutuhan semen untuk pembangunan fisiknya disuplai oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). Hingga September 2020, SIG --melalui unit usahanya PT Semen Padang dan PT Solusi Bangun Andalas-- telah memasok hingga 1 juta ton semen bagi pembangnan proyek infrastruktur nasional tersebut.
Foto: Humas SIG
Salah satu ruas Tol Trans Sumatera yang kebutuhan semen untuk pembangunan fisiknya disuplai oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). Hingga September 2020, SIG --melalui unit usahanya PT Semen Padang dan PT Solusi Bangun Andalas-- telah memasok hingga 1 juta ton semen bagi pembangnan proyek infrastruktur nasional tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA–-Direktur Marketing dan Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Adi Munandir mengaku, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi bisnis di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda. Di antaranya dengan mengoptimalkan potensi pasar yang masih ada di tengah situasi Covid-19. Strategi-strategi perlu disiapkan mengingat belum diketahui kapan pandemi berakhir. 

“Dampak dari pandemi secara ekonomi ini luas sekali, jadi dari masalah sektor kesehatan berdampak ke semua sektor. Namun yang kita lakukan adalah merespon tantangan yang ada hari ini,” ujarnya saat menggelar konferensi pers virtual Launching Produk Dynamix Masonry, Rabu (14/10).

Selain itu, Semen Indonesia Group juga berupaya melakukan optimalisasi aset yang dimiliki untuk menangkap peluang pasar yang tersisa. Salah satu yang dibidik perusahaan adalah proyek pemerintah. Karena menurutnya, pemerintah merupakan sektor yang masih solid di tengah pandemi, dibandingkan proyek swasta.

“Apalagi kita punya footprint distribusi atau pabrik terluas di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, produk SIG bisa menjangkau semua wilayah. Jadi kemampuan distribusi yang lebih murah ini bisa menangkap peluang proyek pemerintah untuk menggenjot penjualan produk,” ujarnya. 

 

Adi juga mengungkapkan, untuk pasar ritel di beberapa negara, saat pandemi masih ada harapan bahkan menunjukan peningkatan penjualan. Menurutnya, kondisi itu dipicu oleh animo masyarakat yang melaksanakan work from home (WFH). Masyarakat yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, banyak melakukan renovasi atau dekorasi pada bagian-bagian tertentu dari bangunan tempat tinggalnya. 

Alasan itu pula yang membuat SIG melalui unit usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) berani meluncurkan produk semen Dynamix varian baru, yakni Dynamix Masonry. Produk ini dikhususkan untuk aplikasi non struktural seperti pasangan plesteran untuk bata, keramik, batako, sebagai acian, profil dan sudut.

“SIG sendiri berkomitmen untuk menjadi yang terdepan di industri bahan bangunan dengan terus fokus berinovasi memberikan solusi untuk membangun secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Presiden Direktur SBI, Aulia Mulki Oemar menambahkan saat ini Dynamix Masonry sudah masuk di toko bangunan di sejumlah daerah seperti Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dynamix Masonry diyakininya mampu membantu pemilik rumah atau proyek untuk membangun dengan lebih cepat dan bangunan lebih tahan lama.

 

Dadang Kurnia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement