Rabu 14 Oct 2020 17:25 WIB

Kebutuhan Logistik Warga Terdampak Banjir Bandang, Aman

Pemda Garut telah menyalurkan 10 ton beras dari gudang Bulog

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah petugas BPBD kabupaten Garut menyalurkan bantuan logistik untuk warga terdampak bencana di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (14/10/2020). Distribusi logistik berupa paket sembako, pakaian, dan obat-obatan mulai disalurkan ke enam kecamatan terdampak banjir bandang dan tanah longsor di kawasan Garut Selatan.
Foto: Antara/Candra Yanuarsyah
Sejumlah petugas BPBD kabupaten Garut menyalurkan bantuan logistik untuk warga terdampak bencana di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (14/10/2020). Distribusi logistik berupa paket sembako, pakaian, dan obat-obatan mulai disalurkan ke enam kecamatan terdampak banjir bandang dan tanah longsor di kawasan Garut Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut memastikan kebutuhan logistik untuk warga terdampak bencana di wilayahnya aman selama masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor. Kebutuhan warga terdampak akan ditanggung oleh pemerintah selama 7 hari sejak kejadian bencana. 

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, pihaknya telah menyalurkan sebanyak 10 ton beras dari gudang bulog. Jika masih diperlukan, penyaluran beras akan terus ditambah. "Bantuan lain juga telah datang dari berbagai pihak. Itu akan disalurkan kepada warga yang terdampak bencana," kata dia, Rabu (14/10).

Ia menyebutkan, terdapat tiga kecamatan yang terdampak banjir bandang, yaitu Pameungpeuk, Cikelet, dan Cibalong. Sementara di Kecamatan Cisompet, tanah longsor terjadi di beberapa titik dan menyebabkan puluhan warga mengungsi.

Menurut dia, jumlah warga yang terdampak mencapai sekira 1.000 di Kecamatan Pameungpeuk. Namun, secara keseluruhan data warga terdampak bencana di Kabupaten Garut masih terus dilengkapi.

Republika mencoba mengonfirmasi data terbaru ke Pusdalops BPBD Kabupaten Garut di posko bencana Kecamatan Pameungpeuk. Namun, data terbaru masih belum bisa diberikan tanpa melalui izin Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut.

Berdasarkan data yang didapat dari BPBD Kabupaten Garut per Senin (12/10) sore, banjir bandang berdampak ke tiga kecamatan, yaitu Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet. Sebanyak 992 KK di Pameungpeuk dan 127 KK di Cikelet.

Di Kecamatan Pameungpeuk, sebanyak 35 unit rumah dilaporkan rusak ringan, 20 unit rusak sedang, dan tujuh unit rusak berat. Selain itu, banjir juga membuat satu masjid rusak ringan, satu sarana pendidikan rusak ringan, dan tiga jembatan gantung rusak berat. Sementara di Kecamatan Cikelet, banjir bandang menyebabkan satu tembok penahan tebing rusak, sawah terendam, dan abrasi tanah di bantaran sungai.

Sementara untuk kerugian total akibat bencana, Helmi juga masih belum bisa memastikan. Namun, kerugian diperkirakan cukup besar. "Sawah saja ada 50 hektare yang terdampak banjir bandang. Itu kemungkinan puso," kata dia.

Helmi menyebutkan, pada massa tanggap darurat pihaknya akan fokus dalam penanganan warga terdampak. Baru setelah itu, penanganan lain seperti relokasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi, akan dilakukan. "Saat ini kita fokus penanggulangan. Misalnya jalan tertimbun dan jembatan putus harus ada penanggulangan darurat," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement