Rabu 14 Oct 2020 16:27 WIB

Massa Buruh Berharap Bisa Capai Istana

Massa buruh masih menuntut pembatalan Omnibus Law UU Ciptaker.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Andi Nur Aminah
Federasi Serikat Pekerja Aneka Indonesia (FSPASI) membawa tiga bebek untuk menujukkan rasa penolakannya terhadap RUU Omnibus Law, Jakarta Pusat, Rabu (14/10).
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Federasi Serikat Pekerja Aneka Indonesia (FSPASI) membawa tiga bebek untuk menujukkan rasa penolakannya terhadap RUU Omnibus Law, Jakarta Pusat, Rabu (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan massa Buruh masih tertahan di areal Monas. Hingga Rabu siang (14/10) pukul 15.03 WIB, mereka mengaku masih berkoordinasi dengan pihak berwenang agar bisa mencapai Istana. "Kami masih koordinasikan agar bisa capai Istana," ujar Nurdin koordinator FSPASI di lokasi, Rabu (14/10).

Dalam tuntutannya, kata dia, massa buruh masih menuntut pembatalan Omnibus Law UU Ciptaker. Pihaknya mengaku kecewa, UU yang diklaimnya merugikan buruh dan masyarakat secara umum, disahkan secara diam-diam. "Untuk itu, massa gabungan dari dua fraksi buruh, masih berharap bisa capai Istana Negara," katanya. 

Baca Juga

Dia mengatakan, massa dari Persaudaraan pekerja Muslim Indonesia (PPMI) dan Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI) masih akan bertahan hingga pemerintah dan DPR RI mengabulkan tuntutannya. Pihaknya juga mengaku mengeluh, pada aksi di hari sebelumnya, pimpinan negara, Presiden Jokowi malah mengunjungi Kalimantan untuk melihat peternakan bebek. Alih-alih, dari menerima massa aksi gabungan buruh dan mahasiswa. "Kami juga sekarang bawa bebek sebagai bentuk protes atas hal itu. Kami bawa jauh-jauh dari Cileungsi," ungk

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement