Rabu 14 Oct 2020 07:32 WIB

Cegah Pelajar Ikut Demo, Sekolah Diminta Libatkan Komite

Hal itu bisa menjadi pendekatan yang efektif.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Untuk meminimalisasi keikutsertaan pelajar SMA-SMK dalam demonstrasi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para kepala sekolah, guru dan kepala cabang dinas pendidikan melibatkan komite dan OSIS untuk mengawasi.

Gubernur Khofifah menyebut, hal itu bisa menjadi pendekatan yang efektif dalam memberikan pengertian kepada pelajar dan mengawasi agar tidak turut dalam aksi unjuk rasa.

Hal itu disampaikan Gubernur Khofifah saat mengikuti jalannya virtual meeting dengan kepala sekolah SMA-SMK se Jatim tentang Antisipasi Demo Omnibus Law yang melibatkan pelajar via Zoom di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (13/10) pagi.

Gubernur Khofifah menambahkan, melalui komite sekolah diharapkan para orangtua bisa membimbing dan memonitoring langsung aktivitas anaknya. Melalui grup sosial media, dia juga meminta orangtua bisa bekerjasama dengan sekolah untuk memonitor agar pelajar tetap fokus pada kegiatan belajar.

"Jadi kalau komite ini pendekatan melalui orang tua dan harapannya langsung akan memberikan bimbingan dan monitoring," tutur Gubernur Khofifah.

Tak hanya komite sekolah, pendekatan melalui OSIS disebutkan pula akan jauh lebih efektif. Dengan kedekatan emosional sebagai teman sebaya, para pengurus OSIS bisa melakukan pendekatan kepada temannya baik melalui media sosial maupun langsung.

"Kalau OSIS bahkan bisa lebih efektif karena merupakan pendekatan teman sebaya, yang menggunakan bahasa mereka, juga dengan diksi ala milenial," tambah mantan Menteri Sosial ini.

Gubernur Khofifah menekankan pentingnya literasi digital bagi pelajar untuk memfilter dan mencerna informasi dalam mengutarakan pendapat. Sebab banyak berita hoaks yang tersebar di kalangan pelajar.

"Tak hanya langkah antisipatif, namun juga langkah edukatif dan rehabilitatif yang diperlukan dalam kondisi saat ini. Di sinilah peran dari pendidikan karakter yang dirasa sangat penting khususnya bagi anak-anak SMA dan SMK," tuturnya.

Upaya ini juga sebagai langkah perlindungan kepada pelajar di mana Pandemi Covid-19 belum berhenti penyebarannya. Walau kondisinya telah melandai, Gubernur Khofifah mewanti-wanti bahwa Covid-19 belum berhenti.

Sementara Dirintelkam Polda Jatim, Kombes Pol Slamet Hariyadi menyebut bahwa di beberapa titik antara 65-70 persen dari pendemo yang diamankan pada saat demonstrasi 8 Oktober 2020 lalu adalah pelajar SMA-SMK.

Slamet membuka kesempatan untuk koordinasi dengan dinas pendidikan dan sekolah-Sekolah dalam melakukan pengawasan kepada pelajar. Dirinya meminta para pendidik dan kependidikan untuk bisa meningkatkan sinergi melalui satuan-satuan kepolisian, baik di polres dan polsek di Jawa Timur.

"Bapak ibu sekalian tidak perlu khawatir. Bapak ibu sekalian tidak sendirian. Kita akan selalu mendampingi untuk membina anak-anak kita," ungkap Slamet.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi meminta para kepala sekolah dan guru agar memantau semua kegiatan pelajar khususnya mulai pukul 10.00 hingga 14.00 Wib. Dirinya juga meminta guru wali kelas juga masuk ke dalam grup WhatsApp pelajar untuk mempermudah pemantauan.

"Saya ingin semua dipantau jam 10.00 sampai 14.00 Wib, termasuk hari Sabtu dan Minggu," tandas Wahid.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement