Selasa 13 Oct 2020 22:04 WIB

5 Jenis Minyak Sehat untuk Masak Menurut Ahli Gizi (2-habis)

Penting untuk mengetahui jenis minyak untuk memasak terbaik dan sehat.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Penting untuk mengetahui jenis minyak untuk memasak terbaik dan sehat (Foto: Ilustrasi minyak zaitun)
Foto: Pixabay
Penting untuk mengetahui jenis minyak untuk memasak terbaik dan sehat (Foto: Ilustrasi minyak zaitun)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak untuk memasak menjadi salah satu bahan kebutuhan pokok yang digunakan setiap hari. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui jenis minyak untuk memasak atau minyak goreng terbaik dan sehat.

Satu hal yang perlu diingat, hanya karena beberapa minyak dianggap sehat, tidak berarti membuatnya menjadi makanan sehat. Berikut jenis minyak yang paling sehat untuk menggoreng makanan menurut ahli gizi.

Baca Juga

3. Minyak kedelai

Sollid mengatakan, pilihan minyak lainnya adalah yang berasal dari kedelai. Jika belum pernah menggunakan soybean oil atau minyak kedelai sebelumnya, pikirkan lagi. Jenis minyak ini sering dilabeli sebagai ‘minyak sayur’.

 

“Minyak kedelai mengandung MUFA lebih sedikit daripada minyak zaitun, tetapi lebih banyak PUFA dan lebih banyak ALA omega-3. Dari ketiga minyak goreng di atas, hanya minyak canola yang mengandung ALA lebih banyak,” kata dia.

Soybean oil memiliki titik asap tinggi 232 derajat celcius. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk menggoreng makanan.

4. Minyak kelapa

Untuk sementara waktu sepertinya minyak kelapa dipromosikan sebagai minyak yang harus digunakan untuk segala hal, mulai dari memasak hingga perawatan kulit. Tetapi ahli diet mengatakan, tidak semuanya baik dari minyak kelapa.

“Minyak kelapa lebih bermanfaat bagi kesehatan jantung daripada lemak hewani seperti mentega, tetapi tidak menyehatkan jantung seperti minyak zaitun, canola, atau kedelai,” kata Sollid.

Ia menjelaskan, coconut oil atau minyak kelapa mengandung sebagian besar lemak jenuh dan ini lebih banyak dibandingkan minyak goreng lain yang berasal dari tumbuhan. Itu sebabnya, tidak semua jenis lemak jenuh berdampak pada kesehatan dengan cara yang sama.

“Minyak kelapa telah terbukti meningkatkan kolesterol LDL (jenis kolesterol jahat), sementara di sisi lain juga meningkatkan HDL (jenis kolesterol baik) lebih banyak daripada jenis lemak jenuh lainnya, terutama ketika menggantikan karbohidrat,” kata Sollid.

Lalu bagaimana? Minyak kelapa sebaiknya tidak boleh menggantikan sejumlah besar minyak nabati lain dalam makanan kita.

“Jika menyukainya, pertimbangkan untuk menggunakannya sebagai pengganti mentega, atau dipasangkan dengan minyak goreng lainnya, dan ingatlah harus digunakan dalam jumlah kecil,” kata Sollid.

5. Minyak wijen

Saat kita mencari minyak yang memiliki rasa yang kuat, sulit untuk mengalahkan minyak wijen. Beberapa ahli gizi memuji rasa gurihnya yang kuat karena dipadukan sangat baik dengan cuka beras.

Perpaduan ini membuat minyak wijen hampir dipakai dalam masakan Asia. Namun, lebih baik menggunakannya dalam jumlah kecil untuk mendapatkan rasa makanan, dan rasanya tidak sekuat minyak yang dipanaskan.

“Ingatlah, minyak wijen perlu disimpan di lemari es. Minyak wijen memiliki titik asap 176 derajat celcius, dan minyak ini dianggap memiliki titik asap sedang sehingga disukai untuk memanggang dengan api kecil atau menumis ringan. Jika menggunakan api besar, pilih minyak lain,” ujar Sollid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement