Selasa 13 Oct 2020 21:38 WIB

Permintaan Ekspor CPO Astra Agro Kembali Menguat

Peningkatan permintaan terutama dari India dan China.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
PT Astra Agro Lestari Tbk. Astra Agro menyebut, permintaan ekspor CPO mulai kembali menguat.
Foto: antara
PT Astra Agro Lestari Tbk. Astra Agro menyebut, permintaan ekspor CPO mulai kembali menguat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra Agro Lestari menyebut dampak pandemi membuat permintaan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah dari Indonesia mengalami penurunan dari sisi permintaan. 

President Director Astra Agro Lestari Santosa mengatakan, ekspor CPO Indonesia pada enam bulan pertama 2020 turun signifikan sebesar 11,7 persen. "Semua negara terdampak (Covid-19) otomatis menurunkan permintaan yang sangat penting buat kita," ujar Santosa dalam webinar MarkPlus Industry Roundtable: Agro Industry Perspective pada Selasa (13/10).

Baca Juga

Santosa menilai penurunan permintaan tak lepas dari terhambatnya distribusi akibat penerapan lockdown yang dilakukan sejumlah negara tujuan seperti India dan China. Ia bersyukur penurunan permintaan CPO tidak berkelanjutan.

Saat ini, kata Santosa, permintaan CPO mulai kembali menguat, terutama dari India dan China. Kedua negara itu memerlukan CPO untuk persiapan sejumlah hari besar di negara masing-masing. 

 

"Hal ini yang membuat harga lebih baik," ucap Santosa. 

Selain dari sisi permintaan, Santosa mengatakan, suplai CPO dalam negeri juga mengalami penurunan dalam sembilan bulan terakhir akibat cuaca kering tahun lalu.

"Tantangan di masa pandemi tidak mudah memang, untungnya kita masih bisa beroperasi," kata Santosa. 

Astra Agro Lestari, lanjut Santosa, juga bersyukur telah lama mengembangkan program digitalisasi dengan cukup masif sejak 2017 yang mana proses monitoring produksi hingga distribusi sudah terhubung dengan baik. Keberhasilan digitalisasi membantu perusahaan dalam menghadapi kondisi pandemi seperti saat ini. 

"Kita telah memanfaatkan berbagai teknologi, semua sudah bisa kita monitor di kantor pusat," ucap Santosa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement