Selasa 13 Oct 2020 18:01 WIB

Khofifah Minta Pembelajaran Tatap Muka Diperluas

Saat ini, Jawa Timur telah terbebas dari zona merah Covid-19. 

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri), Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi (kanan).
Foto: ANTARA/moch asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri), Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Wahid Wahyudi mengaku, mendapat instruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk kembali melakukan evaluasi terkait uji coba pembelajaran tatap muka. Mengingat saat ini Jawa Timur telah terbebas dari zona merah Covid-19. Khofifah, kata Wahid, meminta agar uji coba pembelajaran tatap muka diperluas. "Sekarang zona merah (Covid-19) sudah bebas dari Jatim. Insya Allah...gubernur sudah memerintahkan kepada saya untuk melakukan evaluasi kwmbali untuk ditingkatkan jumlah sekolah yang bisa melakukan uji coba tatap muka," kata Wahid di Surabaya, Selasa (13/10).

Saat ini, Jawa Timur telah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka masing-masing satu SMA dan satu SLB di daerah-derah yang ada di Jatim, kecuali Surabaya dan Sidoarjo. Sementara untuk jenjang SMK yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka sebanyak 25 persen dari masing-masing daerah, kecuali Surabaya dan Sidoarjo. 

Wahid belum bisa memastikan besaran persentase peningkatan pembelajaran tatap muka. Dia menilai, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring memang kurang efektif. Bahkan, diakuinya, terjadi penurunan kualitas pendidikan. 

Wahid memprediksi, baik guru maupun murid kesulitan menjalani pembelajaran daring karena ini merupakan kali pertama dilakukan, dan persiapannya pun terbilang mendadak. "Mungkin ini adalah tahun pertama siswa itu melakukan pembelajaran daring, sehingga daya tangkapnya saat melihat monitor baik HP maupun komputer itu lebih rendah ketimbang saat pembelajaran tatap muka," ujar Wahid.

Wahid mengungkapkan, mata pelajaran yang paling banyak dikeluhkan saat pembelajaran jarak jauh atau daring seperti matematika, fisika, dan kimia. Maka dari itu, kata Wahid, perlu dilakukan evaluasi agar kualitas pendidikan di Jatim tidak menurun. Sehingga bisa tetap meluluskan generasi-generasi penerus yang kompeten.

"Saya yakin penurunan ini terjadi pada titik-titik tertentu dan pada titik tertentu akan naik lagi. Sekarang kan guru dan siswa belum siap. Guru belum menyiapkan model pembelajaran daring, siswa juga tidak terbiasa," kata Wahid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement