Selasa 13 Oct 2020 15:03 WIB

Mengenal Bisht, Tunik Khas Lelaki Arab

Bishts identik dengan simbol keluarga Kerajaan dan nilai elegan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Ani Nursalikah
Mengenal Bisht, Tunik Khas Lelaki Arab. Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud. Raja Salman mengenakan bisht berwarna krem.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Mengenal Bisht, Tunik Khas Lelaki Arab. Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud. Raja Salman mengenakan bisht berwarna krem.

REPUBLIKA.CO.ID, AL AHSA -- Jika membayangkan busana khas pria Arab, yang langsung terlintas biasanya adalah jubah panjang mereka. Busana khas yang dikenakan pria arab itu disebut thobe dan bisht.

Pakaian tersebut dikenal sebagai mishla. Bisht adalah jubah pria Arab yang dikenakan di atas thobe atau tunik dengan panjang hingga pergelangan kaki.

Baca Juga

Bisht biasanya berwarna hitam, cokelat, abu-abu, krem, ​​atau putih. Pakaian itu adalah pakaian tradisional Arab Saudi.

Bisht menjadi salah satu busana yang paling bergengsi, terkait dengan keluarga kerajaan, kekayaan dan upacara. Kira-kira derajatnya mirip dengan tuksedo dasi hitam di Barat.

Busana ini sangat populer di Arab Saudi dan juga di negara-negara Teluk lainnya. Bishts biasanya dikenakan pada acara-acara khusus, seperti pernikahan, tetapi anggota keluarga Kerajaan hampir selalu terlihat memakainya. 

Bishts, seperti jenis pakaian lainnya, memiliki kualitas yang berbeda-beda. Dari bishts Suriah dan Emirat yang umumnya lebih murah, sampai bishts yang dianggap terbaik di dunia, yakni bishts Hasawi, yang dibuat di Al-Ahsa. Bisht ini mempunyai kualitas pakaian terbaik. 

Salah satu pembuat bisht paling terkenal di Al-Ahsa, Abdullah Jafar Al-Qattan, mulai mengerjakan bisht pada usia tujuh tahun. Berasal dari keluarga beberapa generasi pembuat bisht (nama Al-Qattan berarti produsen kapas), dia memuji ayahnya dengan kecintaannya pada pakaian.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement