Selasa 13 Oct 2020 07:26 WIB

Kemenkes Saudi Imbau Sekelompok Pasien Tunda Ibadah Umroh

Sejumlah kelompok pasien diminta menunda pelaksanaan ibadah umroh

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).
Foto: REUTERS/Yasser Bakhsh
Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi mengimbau sejumlah kelompok pasien menunda pelaksanaan ibadah umroh maupun berkunjung ke Masjidil Haram.

Melalui infografik yang dipublikasikan di halaman Twitter dan platform pengetahuan "Live Well", Kemenkes mengatakan kelompok yang diimbau ini termasuk mereka yang menderita diabetes tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, obesitas, sirosis, dan penyakit arteri koroner. Mereka yang dirawat di rumah sakit dalam enam bulan terakhir juga diminta untuk menunda keinginannya.

Dilansir di Saudi Gazette, Selasa (13/10), kelompok yang menderita insufisiensi jantung, imunodefisiensi, penyakit dada kronis, dan dirawat di rumah sakit dalam setahun terakhir, selain wanita hamil, tidak diizinkan masuk Masjidil Haram dalam waktu dekat.

Untuk memperingati World Sight Day 2020, Kemenkes mengadakan sejumlah kegiatan. Untuk tahun ini, perayaan yang dilakukan setiap tanggal 10 Oktober oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusung slogan "Towards Better Sight".

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan kebutaan, meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan dan keselamatan mata di antara semua anggota masyarakat.

Saudi berusaha menyoroti penyakit mata yang umum dan metode pengobatan dan pencegahan. Pihaknya juga berusaha memungkinkan setiap orang memiliki akses yang komprehensif atas layanan perawatan mata.

Perlu dicatat, setidaknya 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan atau kebutaan. Setidakny,a satu miliar memiliki gangguan penglihatan yang sebenarnya dapat dicegah atau belum ditangani. Selain itu, hampir 90persen penyandang tunanetra tinggal di negara berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement