Senin 12 Oct 2020 17:10 WIB

Panitia MTQ Juga Harus Kawal Agenda Wisata Kafilah

Kota Padang masih berstatus zona merah sampai saat ini.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ani Nursalikah
Panitia MTQ Juga Harus Kawal Agenda Wisata Kafilah. Pekerja membuka bagian atap ijuk Museum Rumah Adat Nan Baanjuang, di Bukittinggi, Sumatera Barat,  Selasa (6/10/2020). Pemerintah daerah melakukan rehabilitasi Museum Rumah Adat Nan Baanjuang yang didirikan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Modelar Countrolleur pada tanggal 1 Juli 1935 itu dengan biaya mencapai Rp1,1 miliar.
Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA
Panitia MTQ Juga Harus Kawal Agenda Wisata Kafilah. Pekerja membuka bagian atap ijuk Museum Rumah Adat Nan Baanjuang, di Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (6/10/2020). Pemerintah daerah melakukan rehabilitasi Museum Rumah Adat Nan Baanjuang yang didirikan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Modelar Countrolleur pada tanggal 1 Juli 1935 itu dengan biaya mencapai Rp1,1 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri mengatakan panitia pelaksanaan MTQ Nasional XXVII harus menerapkan protokol kesehatan setiap kafilah yang akan datang. Menurut Defriman, panitia harus sudah punya konsep dan skenario yang sama dengan ketua rombongan untuk mengawal semua aktivitas kafilah selama berada di Sumbar.

"Tidak hanya untuk pelaksanaan lomba. Tapi juga sampai pada agenda di luar lomba seperti  wisata, kuliner dan belanda selama di Sumbar," kata Defriman kepada Republika.co.id, Senin (12/10).

Baca Juga

Defriman menduga anggota kafilah MTQ yang datang ke Sumbar punya misi untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata, pusat kuliner dan berbelanja suvenir pakaian dan lain-lain. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand itu khawatir, anggota kafilah tidak terkontrol untuk bepergian ke banyak tempat di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.

Dua daerah ini diketahui masih mengalami lonjakan kasus positif Covid-19 yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir. Bahkan Kota Padang masih berstatus zona merah sampai saat ini.

Defriman mengusulkan panitia pelaksana MTQ juga merancang skenario yang ketat untuk agenda di luar perlombaan. Misalnya, menyiapkan destinasi wisata, belanja, dan kuliner yang aman untuk kafilah. Bahkan bila ada anggota kafilah yang ingin menyempatkan mampir ke daerah lain seperti Kota Wisata Bukittinggi.

"Bukittinggi pasti akan jadi magnet bagi orang-orang yang datang ke Sumbar. Yang seperti ini, panitia tidak boleh luput untuk menyiapkan skenario yang aman dengan protokol kesehatan," ujar Defriman.

Defriman tidak menampik agenda kafilah untuk berwisata ke Sumbar juga akan baik bagi petrekonomian masyarakat. Terutama yang bergerak di bidang UMKM dan transportasi. Alangkah baiknya, menurut Defriman, hal seperti ini diantisipasi oleh panitia MTQ supaya MTQ selain sukses prestasi dan penyelenggaraan, juga sukses menekan angka penularan Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement