Senin 12 Oct 2020 17:10 WIB

Mengapa Barat Masih Percaya Mitos Islam Ancaman Mereka?

Meski negara Barat unggul tapi kenyataannya mereka takut mitos Islam ancaman.

Meski negara Barat unggul tapi kenyataannya mereka takut mitos Islam ancaman.  Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_92
Meski negara Barat unggul tapi kenyataannya mereka takut mitos Islam ancaman. Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, Mitos tentang ancaman Islam di kalangan pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh Kristen, Yahudi, Barat masih bercokol kuat.

Meskipun negara-negara Barat saat ini memiliki kekuatan yang dahsyat dalam berbagai bidang kehidupan, politik, ekonomi, militer, informasi, pemikiran, pendidikan, dan sebagainya, ternyata jiwa ketakutan itu masih saja hidup subur. Akar-akar ketakutan terhadap Islam memang sangat mendalam di Barat.

Baca Juga

Edward Gibbon, misalnya, dalam buku terkenalnya The Decline and Fall of The Roman Empire (New York: The Modern Library, 1974, III:56) membuat mitos populer tentang ancaman Islam, bahwa Nabi Muhammad, dengan masing-masing tangannya memegang Alquran dan pedang, mendirikan kekuasaannya di atas reruntuhan Kristen dan Roma.

Buku John L Esposito, The Islamic Threat, Myth or Reality (New York: Oxford University Press, 1993), menggambarkan fenomena ketakutan itu di kalangan masyarakat Barat dan peranan para penguasa (politik, media massa) dalam menyebarkan ketakutan itu.

Dalam sejarahnya yang panjang, mitos tentang ancaman Islam di kalangan masyarakat Kristen juga sudah digambarkan dengan baik oleh Norman Daniel dalam buku klasiknya, Islam and The West: The Making of an Image (Oxford: Oneworld Publications, 1997).

David R Blank, dalam sebuah tulisannya berjudul Western Views of Islam in the Premodern Period mencatat bahwa meskipun secara keseluruhan tidak ada bukti kuat antara sikap praduga terhadap Islam antara zaman pramodern dengan zaman modern, namun ada garis-garis pemikiran tertentu yang terus berlanjut, yang mencitrakan Islam sebagai kafir raksasa (gigantic heresy), seperti garis pemikiran Peter the Vunerable, Raymund Lull, Martin Luther, dan Samuel Zwemmer.

Zwemmer adalah misionaris Kristen terkenal untuk dunia Islam. Martin Luther, sebagaimana banyak pendeta Kristen di Zaman Pertangahan dan awal Eropa modern, percaya bahwa kaum Muslim (yang disebut dengan istilah ''Turks'') adalah masyarakat yang dikutuk oleh Tuhan.

Kita masih ingat, bahwa Paus Urbanus II, ketika memprovokasi terjadinya Perang Salib juga menyatakan, bahwa kaum Muslim adalah monster jahat yang tidak bertuhan. Membunuh makhluk semacam itu merupakan tindakan suci dan kewajiban kaum Kristen.

Di masa lalu, ketakutan terhadap kekuatan Islam memang beralasan, sebab memang hanya peradaban Islam yang mampu menaklukkan Kristen Eropa selama ratusan tahun. Kata Bernard Lewis, For almost a thousand years, from the first Moorish landing in Spain to the Second Turkish siege of Vienna, Europe was under constant threat from Islam. Huntington juga menyimpulkan: "Islam is the only civilization which has put the survival of the West in doubt, and it has done that at least twice."

*Naskah kutipan dari artikel Dr Adian Husaini yang tayang di Harian Republika 2006 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement