Senin 12 Oct 2020 16:22 WIB

Fenomena LeBron

LeBron James sekarang tengah berada dalam kategorinya sendiri.

LeBron James (23) dan Rajon Rondo (9) dari Los Angeles Lakers melakukan selebrasi setelah Lakers mengalahkan Miami Heat 103-88 dalam Game 6 NBA Finals bola basket Minggu, 11 Oktober 2020, di Lake Buena Vista, Florida.
Foto: AP/Mark J. Terrill
LeBron James (23) dan Rajon Rondo (9) dari Los Angeles Lakers melakukan selebrasi setelah Lakers mengalahkan Miami Heat 103-88 dalam Game 6 NBA Finals bola basket Minggu, 11 Oktober 2020, di Lake Buena Vista, Florida.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dia pergi ke Miami dan menjadi juara. Dia kembali ke Cleveland dan memenangi gelar lagi. Dia pergi ke Los Angeles dan sekarang Lakers kembali ke singgasana bola basket paling bergengsi.

Tak bisa dibantah, LeBron James sekarang tengah berada dalam kategorinya sendiri. Dia telah memimpin tiga klub meraih gelar NBA, sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun.

Baca Juga

Fenomena kehebatan LeBron sudah lama semerbak dan kian dimantapkan Minggu malam, ketika Los Angeles Lakers menjadi juara NBA untuk ke-17 kalinya dengan mengalahkan Miami Heat dalam gelembung yang baru pertama ada di dunia.

“Saya kira, seperti yang dikatakan Frank Sinatra, saya melakukannya dengan cara saya,” kata James di awal playoff tahun ini.

James memang punya cara sendiri untuk menggenggam empat gelar. Dia adalah MVP NBA Finals empat kali, pemain kedua yang memenangi gelar sebanyak itu. Dia melakukan semuanya dengan target terbesar NBA di punggungnya, dengan setiap tindakan dan setiap kata-katanya diteliti dan sering dikritik.

James telah menjadi lambang superstar yang independen, sesuatu yang banyak dicoba tetapi hanya sedikit yang memiliki kesempatan untuk melakukannya. Dia melakukan apapun yang dia inginkan, kapanpun dia mau, bagaimanapun dia mau dan hebatnya ia berhasil.

Bill Russell mungkin selamanya akan memiliki lebih banyak cincin juara dan Michael Jordan akan selamanya menjadi pilihan banyak orang sebagai pemain terhebat sepanjang sejarah NBA. Namun, LeBron James tetaplah LeBron James yang dalam banyak hal tidak bisa dibandingkan dengan pemain manapun. James menelusuri jalan yang dibuka sendiri.

"Permainan bola basket akan berlalu begitu saja. Akan ada kelompok baru anak-anak muda... Jadi, saya tidak bisa khawatir tentang itu... Bagaimana saya bergerak, bagaimana saya berjalan, apa yang saya khotbahkan, apa yang saya bicarakan, bagaimana saya menginspirasi generasi berikutnya adalah yang paling penting bagi saya," kata James.

James tidak pernah lupa bahwa dia pernah menjadi anak miskin dari Akron, Ohio. Dia mendirikan sekolah dan tetap terlibat dengan masalah di sana. Dia secara aktif mencoba membuat lebih banyak orang, terutama warga kulit hitam, untuk memilih kehidupan lebih baik daripada sebelumnya.

"Saya hanya berharap saya membuat orang-orang saya bangga dan itu yang terpenting bagi saya. Saya membuat orang-orang saya bangga, membuat basis penggemar bangga, keluarga saya di rumah, saya tidak sabar untuk kembali ke rumah untuk mereka. Akron, Ohio, kami melakukannya lagi, ” kata James setelah membantu Lakers meraih gelar juara.

James juga mendedikasikan gelar juara kepada fans Lakers yang tidak memilikinya selama 10 tahun dan dia melakukannya di tahun ketika para fans sangat membutuhkannya. James membiarkan mereka menangis karena kegembiraan setelah semua air mata penderitaan tumpah mengiringi kematian Kobe Bryant dalam kecelakaan helikopter pada bulan Januari.

“Saya pikir itu luar biasa apa yang masih dilakukan LeBron pada usianya,” kata pelatih Denver Nuggets, Michael Malone tentang James.

"Menit-menit dia bermain, sangat efektif di kedua ujung lantai... Keinginannya untuk menang sungguh luar biasa,” kata Malone.

James yang berusia 35 tahun menyelesaikan postseason tahun ini dengan 580 poin dan 184 assist; tak seorang pun di usianya yang pernah melakukan itu. Jikapun dia melambat, dia tidak menunjukkannya. Dia memiliki 32 poin dalam pertandingan playoff pertamanya 14 tahun lalu, dan dia melampaui itu enam kali dalam perjalanan postseason tahun ini.

“Dia menunjukkan mengapa dia adalah pemain seperti itu, mengapa dia memiliki karier dan legasi yang terus dia bangun,” kata Jimmy Butler dari Miami Heat.

James berada 4.148 poin di belakang Kareem Abdul-Jabbar untuk memimpin pencetak poin terbanyak sepanjang sejarah di musim reguler, yang berarti dia harus bermain setidaknya dua musim penuh lagi untuk mencapai target itu.

Final Minggu malam adalah penampilan playoff karirnya yang ke-260, melewati Derek Fisher untuk rekor sepanjang masa. Dia adalah All-NBA Stars untuk ke-16 kalinya musim ini. Tak heran jika lebih banyak penggemar memilihnya sebagai MVP musim ini daripada Giannis Antetokounmpo, yang dinobatkan NBA meraih penghargaan tersebut.

Tidak ada yang tersisa untuk dibuktikan oleh Janes di lapangan basket. “Tapi saya tidak menjalani hidup saya dengan memikirkan tentang legasi. Apa yang saya lakukan di luar lapangan adalah yang lebih berarti bagi saya daripada apa yang saya lakukan di lapangan, " kata James.

Menurut pelatih Miami, Erik Spoelstra, apa yang LeBron lakukan, di dalam dan di luar lapangan, adalah sebagaimana seorang legenda didefinisikan.

"Saya hanya berpikir itu adalah bukti nyata atas kebesarannya untuk dapat mempertahankan kesuksesan seperti ini tahun demi tahun... Seragam berbeda. Pemain baru dan tim baru mengejarnya. Ini adalah bukti nyata komitmen itu. Dia melihat segalanya. Pada titik ini dalam karirnya, ini hanya tentang menang," kata Erik Spoelstra.

Pemain lain seperti Bill Russell, Kareem Abdul Jabar, atau Michael Jordan bisa jadi menang lebih banyak, tapi tidak ada orang di NBA yang menang seperti yang dilakukan James. LeBron James memang memiliki jalannya sendiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement