Senin 12 Oct 2020 14:21 WIB

80 Kelompok Tani di Bogor Dapat Bantuan Kementan

Anas mengatakan bantuan tersebut belum seluruhnya tiba di Kota Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Petani di Bogor, Jawa Barat
Foto: Kementan
Petani di Bogor, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sedang memaksimalkan penggarapan pada sektor pertanian. Sebanyak 80 kelompok tani di Kota Bogor mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan, sejumlah Litbang, dan DPR RI Komisi IV.

“Kalau kelompok taninya kurang lebih ada sekitar 400 kelompok tani, tapi yang dapat bantuan itu sekitar 80 kelompok tani. Tersebar di seluruh Kota Bogor,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Anas S. Rasmana, Senin (12/10).

Bantuan yang diberikan adalah sejumlah alat mesin pertanian (alsintan) dan hewan ternak mulai dari sapi, kambing, ayam dan bibit ikan. Anas merincikan, bantuan yang didapat berupa 50 hand sprayer, sembilan hand tractor, lima alat panen, dan 14 pompa air.

Serta 60 ekor sapi untuk enam kelompok, 2.000 ekor ayam, 400 ekor kambing, dan satu juta bibit ikan. Namun, Anas mengatakan bantuan tersebut belum seluruhnya tiba di Kota Bogor. “Belum semua. Bantuannya banyak 161 tapi yang baru datang sekitar 110-an,” ujarnya.

Selain mendapatkan bantuan alsintan dan hewan ternak, Pemkot Bogor juga mendapatkan bantuan berupa dana sebesar Rp 5 miliar untuk renovasi Rumah Potong Unggas (RPU) tahun depan. RPU yang terletak di Jalan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat itu, kata Anas kebetulan sudah empat tahun tidak berfungsi.

“RPU kami rusak kebetulan sudah empat tahun tidak berfungsi, butuh duit Rp 5 miliar. Sekarang saya suruh dibuat Detail Engineering Design (DED)-nya,” kata Anas.

Di lokasi yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan sektor pertanian ini harus digarap maksimal karena ada peluang dan kebutuhannya. Apalagi dengan memaksimalkan bantuan-bantuan dari Kementerian dan DPR RI.

“Sektor pertanian ini harus digarap maksimal, karena ada peluangnya ada kebutuhannya. Demand-nya naik jadi bisa bukan saja memberi penghasilan tambahan, tapi menghidupkan menambah lapangan pekerjaan,” kata Bima Arya.

Dia menambahkan, saat ini yang sedang digarap secara maksimal oleh Pemkot Bogor adalah urban farming. Berdasarkan data yang didapat Bima Arya, di tengah pandemi Covid-19 demand untuk pertanian meningkat 300 persen.

Oleh karena itu, saat ini ada aktivasi dari kelompok-kelompok tani dan urban farming. Sekaligus menghubungkannya ke market atau pasar. “Jadi kan banyak kelompok tani perkotaan nanti dibantu oleh penyuluh-penyuluh kami dari dinas. Sekarang sedang kita mapping, kita mau garap itu dari hulu ke hilir,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement