Senin 12 Oct 2020 12:04 WIB

Sentimen Ini Warnai Penguatan IHSG Awal Pekan

Pelaku pasar masih menanti negosiasi paket stimulus AS untuk atasi Covid-19.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pasar saham domestik dibuka di zona positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (12/10).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pasar saham domestik dibuka di zona positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik dibuka di zona positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (12/10). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,48 persen atau bertambah 24 poin ke level 5.078,12. Seiring dengan itu, indeks LQ45 menguat sebesar 0,77 persen. 

Direktur Anugerah Investama Sekuritas, Hans Kwee, mengatakan, pelaku pasar pekan ini masih menanti negosiasi paket stimulus fiskal untuk mengatasi Covid-19. "Biarpun kecil peluang tercapai kesepakatan sebelum pemilu AS, tetapi kemajuan perundingan menjadi sentimen positif bagi pasar," ujar Hans, Senin (12/10). 

Baca Juga

Selain itu, pelaku pasar mulai mengantisipasi peluang kemungkinan kandidat presiden Demokrat Joe Biden pada pemilihan presiden 3 November 2020. Menurut Hans, kemenangan Biden dan Demokrat akan membuka peluang stimulus fiskal yang lebih besar sehingga mempercepat pemulihan ekonomi negatif tersebut. 

Hans memperkirakan, kemenangan Biden akan membuat kebijakan ekonomi AS menjadi lebih pasti dan berbeda dengan Trump yang labil dan bisa berubah setiap saat tergantung mood. Hans melihat hal ini juga berpeluang membuat dolar AS melemah dalam jangka panjang. 

Kemenangan Biden dan partai Demokrat disebut memiliki efek menenangkan pasar keuangan, mengurangi volatilitas pasar dan berkurangnya risiko perang dagang. Disisi lain ada peluang terjadi kenaikan tarif pajak dan aturan yang lebih ketat. 

Dari dalam negeri, Hans mengatakan, Omnibus Law UU Cipta Kerja oleh DPR RI yang disahkan memberikan banyak sentimen positif bagi dunia bisnis dan ekonomi Indonesia. Menurut Hans, dampaknya memang akan terasa dalam jangka panjang. 

Sektor Manufaktur mendapatkan manfaat dan berpeluang mendapatkan realokasi pabrik dari China ke negara Asia Tengara. "Hal ini positif karena kemudahan investasi bagi pemodal asing akan mengurangi ketergantungan foreign inflow ke dunia keuangan," katanya.

Hans menilai, UU ini juga melindungi buruh dari potensi kehilangan pekerjaan akibat usaha pindah ke luar negeri, tutup karena kalah bersaing, ataupun investor asing tidak masuk untuk berusaha di Indonesia. UU juga dipandang positif bagi berbagai sektor usaha, meningkatkan investasi dan konsumsi domestik.

Hana menambahkan, aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja,biarpun berlangsung anarkis, tidak membuat pelaku pasar panik. Pasar saham tetap positif karena biasa demo berlangsung pendek dan tidak punya pengaruh besar pada perekonomian. 

Menurut Hans, IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5,001 sampai 4,881 dan resisten di level 5,099 sampai 5,187.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement