Ahad 11 Oct 2020 15:53 WIB

Kerugian Akibat Bencana di Sukabumi Capai Rp 5,3 Miliar

BPBD kota Sukabumi telah melakukan berbagai upaya menaggulangi bencana

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Kegiatan karya bakti normalisasi Sungai Cisuda dan Sungai Cisarai, yang digelar Kodim 0607 Kota Sukabumi bersama Pemkot Sukabumi dan komponen masyarakat Kota Sukabumi dalam mencegah bencana, Jumat (17/1).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Kegiatan karya bakti normalisasi Sungai Cisuda dan Sungai Cisarai, yang digelar Kodim 0607 Kota Sukabumi bersama Pemkot Sukabumi dan komponen masyarakat Kota Sukabumi dalam mencegah bencana, Jumat (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kejadian bencana di Kota Sukabumi dalam kurun waktu Januari-September 2020 tercatat sebanyak 141 kasus. Ratusan kasus bencana ini menyebabkan kerugian hingga Rp 5,3 miliar.

"Dari catatan sementara rekapitulasi kejadian dari Januari sampai dengan September 2020 mencapai sebanyak 141 kejadian," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Ahad (11/10). Di mana kejadian bencana yang paling banyak dan mendominasi adalah longsor sebanyak 49 kasus.

Selanjutnya cuaca ekstrem sebanyak 39 kasus, gempa bumi 21 kasus, banjir 15 kasus, kebakaran 15 kasus, dan angin kencang dua kasus. Nilai kerugian taksiran paling sedikit mencapai Rp 5.354.675.000.

Dampak kerusakan ini ungkap Zulkarnain, terdiri dari bangunan rumah yang rusak kurang lebih 75 unit, pohon tumbang yang di jalan atau pun di permukiman kurang lebih mencapsi 17 pohon. Selanjutnya kendaraan 4 unit, tiang listrik sebanyak dua unit dengan perkiraan warga yang terdampak paling sedikit 242 jiwa." Mengingat warga tinggal di daerah rawan bencana, maka diperlukan upaya berkesinambungan untuk kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dampak risiko bencana yang terjadi dan akibatnya," ungkap Zulkarnain.

Oleh karena itu penyelenggaraan penanggulangan bencana alam di Kota Sukabumi, BPBD telah melakukan berbagai aksi. Pertama kata Zulkarnain, membuat dokumen kajian risiko bencana sebagai bahan kebijakan dalam pengelolaan risiko bencana dan sosialisasinya ke seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan. Kedua menyusun rencana kontigensi gempa bumi akibat sesar Cimandiri dengan tim rencana kontigensi gempa bumi dan multi sektor yang merupakan bagian dari program kesiapsiagaan gempa bumi.

Upaya tersebut lanjut Zulkarnain, sebagai upaya respon dalam penanganan bencana saat terjadi secara cepat dan tepat dalam satu komando yang terarah. Langkah lainnya yakni memberdayakan masyarakat lokal kelurahan dalam bentuk pelatihan, bimbingan teknis, komunikasi dan edukasi bencana berupa sosialisasi dan penyuluhan penanggulangan bencana dari jenis ancaman bencana seperti gempa bumi, tanah longsor serta kejadian sekundernya seperti kebakaran lahan dan permukiman.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani menambahkan, BPBD juga meningkatkan kapasitas sumber daya melalui penyegaran sistem kerja dan personilnya. Selain itu optimalisasi peralatan penanggulangan bencana alam melalui uji coba peralatan secara rutin.

Imran menuturkan, dalam menghadapi masa penghujan ini dan mencegah dampak risiko kejadian ditimbulkan maka disusun rekomendasi kesiapsiagaan antisipasi bencana. Di antaranya pembersihan material longsoran agar tidak dilaksanakan pada saat dan setelah turun hujan karena dikhawatirkan adanya longsor susulan.

Berikutnya sambung Imran, warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi dan di tepi sungai untuk tetap waspada apabila terjadi hujan yang berlangsung lama karena dikhawatirkan terjadi longsor. Di samping itu melandaikan lereng, menata drainase dan memperkuat kestabilan lereng dengan pembuatan penahan lereng dengan fondasi yang mengikuti kaidah-kaidah geoteknik.

Rekomendasi lainnya yakni menjaga fungsi lahan dengan menanami vegetasi berakar dalam dan kuat serta menata aliran air permukaan pada tebing bagian atas. Terakhir masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi gerakan tanah agar selalu waspada terhadap munculnya gejala awal gerakan tanah seperti retakan pada tanah dan bangunan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement