Sabtu 10 Oct 2020 22:30 WIB

Lely Pelitasari Kini Rajin Minum Madu Setelah Kena Covid-19

Setelah jadi pasien Covid-19 Wakil Ketua Ombudsman RI Lely Pelitasari menyukai madu.

Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Ketua Ombudsman RI Lely Pelitasari Soebekty mengaku rajin meminum madu setelah terkonfirmasi positif Covid-19. Padahal sebelumnya ia tergolong orang yang tidak suka madu.

Leli mengungkapkan hal tersebut dalam webinar bincang-bincang dengan tema perilaku hidup aman selama pandemi yang diselenggarakan oleh Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (ARM HA IPB), Sabtu (10/10).

"Setelah jadi pasien Covid-19, sekarang saya jadi rajin mengonsumsi madu," kata dia.

Menurutnya, ia selalu sedia termos berisi air panas dan madu ketika di ruang isolasi tempatnya di rawat. Keduanya rutin ia minum selama masa pemulihan untuk menenangkan fisik yang terganggu akibat pikiran negatif mengenai Covid-19.

"Drop saya merasa bukan dari fisik, tapi pikiran, kemudian berdampak pada fisik. Tiba tiba sebelum tidur merasa tidak enak hati. Akhirnya saya bawa termos air panas, setiap terasa minum air hangat dan madu. Seumur umur saya tidak suka madu," papar alumni IPB itu.

Selain rutin minum air hangat dan madu, Lely juga rutin berkumur air garam dan menghisapnya sedikit melalui hidung ketika mengalami gejala gangguan di bagian tenggorokan.

Lely menuturkan bahwa dirinya merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan tes usap lantaran untuk memenuhi protokol kesehatan di lingkungan kerja.

"Dulu pertama kali tidak percaya karena saya OTG, di-swab karena kewajiban protokoler, kondisi fit. Saat ditelepon oleh rumah sakit sempat kaget," tutur Lely.

Kala itu ia mencoba untuk mengendalikan pikirannya agar tidak terlalu panik. Pasalnya, Lely dinyatakan positif saat awal pandemi pada akhir Maret 2020. Dirinya menerima perawatan di rumah sakit Brimob Depok, Jawa Barat.

"Yang saya bayangkan, kalau saya positif keluarga di rumah ODP. Tapi saya ga boleh panik, kalau saya panik yang lain lebih panik lagi. Waktu itu saya termasuk batch pertama, informasi belum banyak, pasien belum banyak," terangnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement