Jumat 09 Oct 2020 10:50 WIB

Derby Milan Terancam Kasus Covid-19

Dua pemain Milan dan empat pemain Inter positif Covid-19.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Israr Itah
Romelu Lukaku (Inter Milan) Vs Zlatan Ibrahimovic (AC Milan)
Foto: Republika.
Romelu Lukaku (Inter Milan) Vs Zlatan Ibrahimovic (AC Milan)

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kasus Covid-19 yang menerpa pemain Inter Milan dan AC Milan membayangi penyelenggaraan Derby della Madonnina. Inter dijadwalkan bertarunng dengan Milan dalam lanjutan Serie A pada 17 Oktober. Dua pemain Milan, Zlatan Ibrahimovic dan Leo Duarte dinyatakan positif Covid-19 pekan lalu dan belum sembuh.

Sedangkan di Inter, ada empat pemain mereka yang terjangkit virus tersebut dalam 24 jam terakhir, yaitu Alessandro Bastoni, Milan Skriniar, Radja Nainggolan, dan Roberto Gagliardini. Dengan demikian, kepastian derbi nanti masih menanti perkembangan. Sebab, ada peluang otoritas kesehatan setempat (ASL) akan turun tangan.

Baca Juga

Kepala Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Sacco, Profesor Massimo Galli mengatakan, kedua tim harus dikarantina. Jika ASL turun tangan lalu melarang pertandingan, kasus kegagalan laga Juventus vs Napoli bisa terulang. Saat itu, dua pemain Napoli dilaporkan positif Covid-19.

Dilansir dari Football Italia, Jumat (9/10), sekarnag ini sudah ada 26 pemain yang positif Covid-19 di Serie A, 17 pemain di antaranya dari Genoa. Meski demikian, FIGC dan Lega Serie A memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan.

Tes dilakukan beberapa kali dalam sepekan, terutama 48 jam sebelum pertandingan untuk memastikan pemain bebas Covid-19. Jika ditemukan pemain yang positif, dia akan dikarantina selama 14 hari dan harus dites dua kali berturut-turut dengan hasil negatif untuk diizinkan bergabung dengan tim.

Sedangkan pemain yang kontak erat dengan pemain positif akan dites dan diisolasi selama 14 hari sehingga dapat memainkan pertandingan. Namun persoalan akan rumit ketika laga tandang yang membutuhkan penerbangan. ASL pun terpaksa harus turun tangan seperti yang terjadi pada Napoli.

“Saya berharap kami dapat terus mengadakan pertandingan sepak bola, tetapi tidak masuk akal untuk mengambil risiko. Kita harus melakukan semuanya dengan akal sehat. Saat ini, protokol yang ditetapkan oleh otoritas sepak bola tidak berlaku. Intervensi ASL tidak bisa dihindari dan itu diperjelas oleh keputusan terbaru pemerintah,” kata Galli.

Galli menilai, apa pun bisa terjadi pada laga derby Milan. Yang pasti, kata dia, ketika ada yang terjangkit, mereka harus dikarantina agar tidak menularkan ke pemain lain.

“Protokol FIGC konyol dalam hal isolasi,” kritik Galli. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement