Kamis 08 Oct 2020 21:09 WIB

Kunjungi Food Estate, Jokowi Ingin Pendapatan Petani Naik

Korporasi petani akan menjadi basis dari pengembangan Food Estate di Kalteng

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalimantan Tengah. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalimantan Tengah. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meninjau lokasi pengembangan Food Estate atau lumbung pangan baru dalam kunjungan kerjanya ke Kalimantan Tengah, Kamis (8/10). Kali ini Jokowi berkunjungi ke Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, setelah dalam kunjungan serupa pada Juli lalu dirinya meninjau proyek serupa di Kabupaten Kapuas.

"Hari ini saya kembali lagi ke Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya sekarang ada di Kabupaten Pulang Pisau. Kita ingin memastikan dimulainya pengembangan Food Estate," ujar Presiden dalam pernyataannya selepas peninjauan.

Baca Juga

Lumbung pangan baru di Kabupaten Pulang Pisau, pada tahun 2020 ini, ditargetkan agar dapat dikembangkan seluas 10 ribu hektare lahan. Sementara untuk yang berada di Kabupaten Kapuas, 20 ribu hektare lahan disiapkan untuk pengembangan hingga akhir tahun ini.

Di Belanti Siam, Pulang Pisau, Presiden menyaksikan pengolahan lahan rawa dengan menggunakan traktor apung khusus untuk kemudian berlanjut pada penanaman padi menggunakan mesin penanam padi otomatis atau rice transplanter. Presiden juga melihat implementasi pemupukan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi nirawak atau drone.

"Tadi misalnya pemupukan, kita memakai drone. Kemudian untuk membajak sawah memakai traktor apung, ini traktor khusus. Saya tanya satu hari bisa berapa hektare? Operator mengatakan bisa dua hektare. Yang akan kita kerjakan adalah sebuah hamparan yang sangat luas sehingga dibutuhkan mekanisasi dan alat-alat modern," katanya.

Selain itu, beberapa teknologi yang diaplikasikan secara luas di kawasan lumbung pangan Belanti Siam di antaranya adalah teknologi pengelolaan air, perbaikan kualitas air dan pemanfaatan air di lahan pasang surut, hortikultura baik sayuran dan buah-buahan, maupun budidaya ikan serta perkebunan.

Presiden mengatakan bahwa lahan yang ada di Belanti Siam ini tidak hanya ditanami oleh padi, tapi juga dikombinasikan dengan jeruk, bawang merah, dan kelapa di sisi-sisi area sawah. Hal itu ditambah dengan budidaya ikan di setiap titik irigasi dengan air yang melimpah ruah di kawasan itu.

"Dengan cara-cara ini kita harapkan pendapatan petani akan naik. Tidak hanya dari padi, tetapi juga dari jeruk, bawang merah, kelapa, ikan, dan dari (ternak) itik," katanya.

Untuk diketahui, korporasi petani akan menjadi basis dari pengembangan kawasan lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah ini di mana nantinya akan dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

Para petani yang menggarap lahan dan peternakan itu selanjutnya akan terkonsolidasi dalam kelompok-kelompok tani dengan terlebih dahulu difasilitasi baik sarana maupun prasarana serta pendukung lainnya.

Pemerintah, ujar Jokowi, ingin mengupayakan sebuah ekosistem model bisnis berkesinambungan bagi sektor pertanian yang bertumbuh positif dan menggerakkan perekonomian di tengah pandemi. Tak hanya fokus pada urusan budidaya, tapi juga mengupayakan pemasaran dan penyerapan hasil pertanian yang diperoleh.

"Kombinasi-kombinasi model bisnis seperti ini yang akan kita coba lebih dahulu. Begitu nanti kita lihat sukses dan bagus, model bisnis ini akan kita tiru di tempat-tempat lain per seribu hektare lahan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement