Kamis 08 Oct 2020 09:22 WIB

Legislator Minta Pemerintah Hentikan Konflik di Intan Jaya

Harus ada solusi kongkrit dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri atasi konflik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ditandu menaiki pesawat saat evakuasi di Intan Jaya, Papua.
Foto: Antara/Humas Polda Papua
Korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ditandu menaiki pesawat saat evakuasi di Intan Jaya, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR asal Papua Yan Permenas Mandenas menanggapi adanya kabar seorang gembala gereja atau pewarta gereja Katolik Stasi Emondi, Paroki Bilogai di Distrik Sugapa, Agustinus Duwitau, tertembak. Yan meminta kepada pemerintah dan TNI-Polri untuk segera menghentikan konflik yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua. 

"Ada apa sebenarnya di Intan Jaya? Kenapa terjadi konflik? Parahnya lagi kita tidak tahu siapa pelaku penembakan," kata Yan Mandenas saat dikonfirmasi, Kamis (8/10).

Yan Mandenas mengaku, kaget saat mendengar adanya kabar peristiwa penembakan tersebut. Sebab, belum lama ini seorang pendeta bernama Yeremia Zanambani juga menjadi korban penembakan. Bahkan, Yan menambahkan, sampai saat ini belum diketahui siapa pelakunya.

"Sampai sekarang kasus almarhum pendeta Yeremia saja belum terungkap. Mengapa ada lagi yang harus jadi korban? Sebenarnya apa yang terjadi disana?" ujarnya.

Politikus Partai Gerindra itu meminta pemerintah dan TNI Polri bertanggung jawab terhadap keamanan masyarakat yang ada di Kabupaten Intan Jaya. Ia berharap, kejadian serupa tidak boleh terjadi kembali.

"Konflik seperti ini tak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada solusi kongkrit yang dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri. Jangan sampai peristiwa seperti ini berlarut-larut. Itu bisa membias ke daerah lain di Papua,” tegasnya. 

Selain itu, Yan Mandenas juga mempertanyakan sudah sejauh mana Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bekerja untuk mengungkap sejumlah aksi penembakan yang terjadi di Intan Jaya, khususnya terhadap pendeta Yeremia. Ia berharap, TGPF secara  transparan mengungkap kasus tersebut.

"Kita harap bersama tim TGPF bentukan pemerintah pusat bekerja ekstra untuk mengungkap kasus penembakan almarhum Pendeta Yeremia. Kerja dengan keterbukaan," ucapnya. 

"Tak boleh ada yang ditutup-tutupi. Siapa yang ditemukan bersalah, harus dikatakan bersalah," imbuhnya. 

Dirinya juga memastikan akan ke Papua untuk meninjau langsung terkait sejumlah isu yang terjadi di sana, termasuk konflik di Intan Jaya.

"Satu, dua hari ini saya akan tiba di Papua. Saya akan menyerap aspirasi mengenai isu-isu yang berkembang di Papua, agar mana yang bisa kami perjuangkan, kami perjuangkan," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement