Kamis 08 Oct 2020 08:05 WIB

Kloots: Trump Banggakan Diri Saat Korban Covid-19 Berguguran

Suami Amanda Kloots meninggal karena Covid-19 pada Juli lalu.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden AS Donald Trump dikecam olah banyak selebritas setelah menyerukan warga untuk tidak takut dengan Covid-19.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden AS Donald Trump dikecam olah banyak selebritas setelah menyerukan warga untuk tidak takut dengan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artis teater Amanda Kloots tahu betul rasanya kehilangan orang yang disayang akibat Covid-19. Suaminya, Nick Cordero sempat berjuang hidup di unit perawatan intensif (ICU) setelah terkena penyakit infeksi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 tersebut.

Meskipun telah mendapat berbagai penanganan, Cordero menyerah pada komplikasi virus mematikan pada Juli lalu. Ia meninggal dalam usia 41 tahun.

Baca Juga

Kloots pun mengecam Presiden AS Donald Trump karena dinilai kurang berempati terhadap nyawa yang hilang akibat virus corona. Pada Senin (5/10) malam, Kloots mengikuti jejak sejumlah selebritas yang menyoroti cicitan Trump usai meninggalkan Pusat Medis Walter Reed, setelah dinyatakan positif Covid-19.

Dalam cicitannya, Trump meminta warga AS untuk tidak takut dengan Covid-19. Selain itu, ada juga cicitan Trump yang belakangan ditandai sebagai misinformasi oleh Twitter.

photo
Cicitan Presiden AS Donald Trump di Twitter ditandai karena menyebarkan misinformasi. Trump meremehkan Covid-19 dengan membandingkannya dengan flu. - (Twitter)

“Kepada lebih dari 208 ribu orang Amerika yang kehilangan orang yang dicintainya karena virus ini, aku mendukungmu, bersamamu, menggenggam tanganmu. Sayangnya, itu mendominasi hidup kita, betul?" kata Kloots dalam unggahannya di Instagram.

Kloots mengatakan, virus corona memang telah mendominasi kehidupannya dan banyak orang lainnya. Menurut Kloots, mereka tidak punya pilihan. Tak ada yang menginginkan hidup dalam ketakutan bayang-bayang virus corona.

“Sayangnya, tidak semua orang cukup beruntung untuk menghabiskan dua hari di rumah sakit. Aku menangis di samping suamiku selama 95 hari menonton apa yang Covid-19 lakukan pada orang yang kucintai,” ujar Kloots.

Bagi Kloots, virus corona adalah sesuatu yang perlu ditakui, setelah melihat orang yang paling dicintai meninggal karenanya. Dia mencela Trump karena tidak menunjukkan empati terhadap semua nyawa yang hilang.

"Dia malah membual. Itu menyedihkan. Itu menyakitkan. Itu memalukan," kata dia.

Pada Rabu (7/10), Kloots kembali mengungkapkan kegelisahannya dengan respons Trump soal Covid-19. Secara retoris, ia bertanya kepada pengikutnya, apakah Trump sosok yang diinginkan untuk memimpin negeri.

Menurut Kloots, Trump punya kesempatan untuk menunjukkan simpatinya terhadap lebih dari 210 ribu warga AS yang kehilangan nyawa, terhadap keluarga korban, serta terhadap tenaga kesehatan.

Kloots menganggap, Trump seolah menutup mata dengan fakta tersebut dengan membanggakan kesembuhannya sementara korban Covid-19 terus berguguran. Sang Presiden juga disebutnya tak berempati dengan orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan usahanya bangkrut.

"Dia malah membanggakan tentang dirinya seraya mengatakan virus ini bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Enggak deh, Pak Presiden. Kata-katamu memalukan, menancap seperti belati di hati kami," tulis Kloots yang menjalankan perusahaan kebugarannya sendiri dan menjadi orang tua tunggal bagi putranya, Elvis (1 tahun) di Los Angeles, Kalifornia..

Kloots mengonfirmasi pada 5 Juli bahwa Cordero telah meninggal dunia. Dia tak percaya suaminya meninggal dunia. Dia tak pernah membayangkan hidup tanpa suaminya.

"Dia adalah teman semua orang, suka mendengarkan, membantu, dan terutama berbicara. Dia adalah aktor dan musisi luar biasa. Dia mencintai keluarganya dan senang menjadi ayah dan suami. Elvis dan aku akan merindukannya dalam segala hal yang kami lakukan, setiap hari,” tulisnya saat itu.

Cordero memasuki ruang gawat darurat pada Maret dan mengalami serangkaian kemunduran kesehatan, termasuk strok ringan, pembekuan darah, infeksi septik, trakeostomi, dan pemasangan alat pacu jantung sementara. Aktor dan penyanyi Broadway itu menggunakan ventilator dan tidak sadarkan diri, serta kaki kanannya diamputasi. Transplantasi paru ganda pernah dibahas untuk menyelamatkan nyawanya.

Cordero berperan sebagai prajurit dengan bakat drama dalam adaptasi Broadway dari film Bullets Over Broadway, karya Woody Allen yang tayang pada 1994. Berkat pertunjukan 2014 itu, Cordero mendapat nominasi Tony untuk aktor dengan fitur terbaik dalam sebuah musikal. Dia pindah ke Los Angeles untuk membintangi Rock of Ages (2012).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement