Rabu 07 Oct 2020 23:58 WIB

Petani Riau Dapat Manfaat dari Budidaya Jahe Merah

Sejak pandemi Covid-19, permintaan jahe merah tercatat melonjak tinggi.

Rep: Vina Anggita (swa.co.id)/ Red: Vina Anggita (swa.co.id)
.
.

Sejak pandemi Covid-19, permintaan jahe merah tercatat melonjak tinggi. Dari Januari hingga Agustus 2020 permintaan jahe merah meningkat 138 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara dari hasil penelitian untuk Food Industry Asia yang dilakukan oleh lembaga riset AiPalette, konsumen Indonesia memilih jahe merah untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Tujuh desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau pun mendapatkan manfaat ekonomi dari budidaya jahe merah ini. Apalagi penanaman jahe merah ini sejalan dengan upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di area tersebut.

Budidaya jahe merah merupakan komoditas Pertanian Ekologis Terpadu (PET), program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Bumipalma Lestaripersada (BPLP), anak usaha Sinar Mas Agribusiness and Food. Program ini telah berlangsung sejak 2019.

Program PET-DMPA yang memiliki lebih dari 124 anggota memiliki tujuan mengajak masyarakat meninggalkan pola pertanian membakar lahan, dan menggantinya dengan pertanian ramah lingkungan yang lebih produktif.

"Dengan demikian, masyarakat dapat mencegah karhutla sekaligus

meningkatkan kesejahteraannya melalui pendapatan tambahan," kata Franciscus Costan, CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Riau.

Dalam tahap pertama ini, kelompok tani dapat memanen total 62 ton dari area lahan petani seluas 1/4 hektare. Menurut Franciscus, masing-masing anggota kelompok tani bisa mendapat tambahan penghasilan sebanyak Rp 15 juta per keluarga.

"Kami percaya jahe merah adalah tanaman yang baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap pembukaan lahan. Apalagi saat ini, pandemi Covid-19 telah meningkatkan minat konsumen pada pengobatan tradisional seperti jahe merah untuk meningkatkan kekebalan tubuh," jelasnya.

Meski program tersebut masih pada tahap awal, ia optimistis program ini akan memiliki dampak positif yang bertahan lama. Untuk memberikan nilai tambah, Sinar Mas Agribusiness and Food juga mendampingi masyarakat membuat jahe merah bubuk agar dapat disimpan lebih lama dibandingkan jahe merah yang belum diolah. Selain itu, pengemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar terhadap produk jahe merah.

Saat ini, pengolahan jahe merah menjadi jahe merah bubuk telah terlaksana di Desa Karya Tani, dan diharapakan dapat diperluas ke desa-desa lainnya. “Sebelumnya kami hanya menjual kopra. Namun melalui program PET dari PT BPLP, ada tambahan penghasilan dari panen jahe merah yang ditanam di lahan kami. Kini penghasilan kami pun bertambah," terang Budi Santoso, anggota kelompok Karya Tani Mas.

Walau masih dalam skala yang kecil dan masih tahap awal, warga masyarakat sepakat membentuk ‘Forum Tani Makmur Mas’ sebagai wadah untuk mengelola upaya bersama tersebut.

Dalam mendukung program ini, Sinar Mas Agribusiness and Food menempatkan tiga orang tenaga ahli serta dukungan bahan dan alat belajar, bantuan bibit jahe, benih sayuran, dan bibit nenas madu kepada masyarakat saat mereplikasi program di lahannya masing-masing. Ke depannya, program ini akan diperluas ke desa-desa lain di sekitar area operasional perusahaan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement