Rabu 07 Oct 2020 22:08 WIB

Wagub DIY : Inklusi Keuangan Bantu Hadapi Dampak

Pemerintah menargetkan iklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Paku Alam X menyebut, inklusi keuangan dapat mendorong kebangkitan ekonomi di DIY yang terdampak Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Paku Alam X menyebut, inklusi keuangan dapat mendorong kebangkitan ekonomi di DIY yang terdampak Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menyebut, inklusi keuangan dapat mendorong kebangkitan ekonomi di DIY yang terdampak Covid-19. Karena, inklusi keuangan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat akan layanan keuangan.

Degengan begitu, mampu mendorong akselerasi penggunaan jasa keuangan. "Inklusi keuangan sangat krusial untuk mencapai tujuan makro, sekaligus menjawab tantangan dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19," kata Paku Alam X pada pembukaan Bulan Inklusi Keuangan DIY 2020 di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (7/10).

Baca Juga

Ia menuturkan, perlambatan aktivitas ekonomi di tengah pandemi Covid-19, berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Inklusi keuangan sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di DIY.

Ia mengimbau semua pihak agar mendorong dan meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Termasuk meningkatkan minat dalam melakukan transaksi pembelian/pembayaran dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi DIY maupun nasional.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Parjiman mengatakan, indeks inklusi keuangan pada 2019 sekitar 76 persen berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Sementara, pada 2024 ditargetkan inklusi keuangan mencapai 90 persen.

Untuk mencapai target tersebut, ada beberapa program yang dijalankan. Salah satunya melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).

OJK bekerja sama dengan industri jasa keuangan guna menarik pelajar agar memiliki rekening. Potensi dari pelajar untuk mencapai inklusi keuangan sebesar 90 persen sangat besar, mulai dari tingkat PAUD sampai SLTA.

"Sehingga kami bekerja sama dengan industri keuangan, berusaha menarik pelajar agar berusaha punya rekening. Paling minimal satu pelajar di DIY memiliki satu rekening," kata Parjiman.

Selain itu, program lainnya yang dijalankan yakni program business matching melalui optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian dan program Melawan Rentenir melalui optimalisasi penyaluran Kredit Pembangunan Daerah dari Bank BPD DIY.

Untuk itu, pemanfaatan produk dan jasa keuangan di perbankan pun dipermudah, sederhana dan cepat. Sehingga, dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat dalam menggunakan produk dan jasa keuangan di perbankan.

"Kita edukasi masyarakat tentang bagaimana berhubungan dengan lembaga keuangan formal, nonformal, setengah formal, serta tingkat resikonya agar mereka melek finansial," ujar Parjiman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement