Rabu 07 Oct 2020 21:50 WIB

Tidak Ada Kasus Covid-19, Arab Saudi Sukses Lanjutkan Umroh

Jika dugaan infeksi terdeteksi maka jamaah umroh akan dirujuk ke pusat kesehatan.

Tidak Ada Kasus Covid-19, Arab Saudi Sukses Lanjutkan Umroh (ilustrasi).
Foto: saudigazette
Tidak Ada Kasus Covid-19, Arab Saudi Sukses Lanjutkan Umroh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyatakan  keberhasilan hari pertama umroh yang dilanjutkan setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena wabah virus korona baru. Tidak ada infeksi atau pelanggaran kesehatan yang dilaporkan pada hari pertama dimulainya kembali haji di kota suci Mekkah.

Dilansir dari Asharq Al-Aswat, Rabu (7/10) Arab Saudi telah mengizinkan warga dan penduduk untuk mulai melakukan umroh pada hari Ahad dengan kapasitas 30 persen, atau 6.000 jemaah sehari. Ini akan terbuka untuk Muslim dari luar negeri mulai 1 November.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Dr. Abdulfattah bin Sulaiman Mashat mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa semua pihak berwenang terkait yang terlibat dalam penyelenggaraan Umroh telah berhasil melaksanakan rencana yang diperkenalkan di tengah keadaan luar biasa yang ditimbulkan oleh pandemi.

Nol infeksi yang dilaporkan dikreditkan pada keberhasilan upaya ini dan langkah-langkah kesehatan ketat yang telah diadopsi sejak jamaah haji tiba di lima pusat pertemuan, tambahnya. Pengorganisasian inilah yang memungkinkan hari pertama umroh berlalu dengan lancar dan tenang, lanjutnya.

Mengorganisir jamaah di pusat-pusat pertemuan memungkinkan penyelenggara untuk memverifikasi izin mereka secara akurat dan melacak mereka selama mereka tinggal di Mekkah. Usai cek kesehatan di panti, jamaah dipandu menuju Masjidil Haram, didampingi oleh seorang pemandu kesehatan.

Mashat mengatakan lebih dari 200.000 izin umroh telah diproses dan dikeluarkan. Pihak berwenang tidak akan berhenti mengeluarkannya sampai jumlah jamaah yang diizinkan tercapai. Umroh diatur untuk kembali ke kapasitas operasional penuh dalam tiga tahap.

Pejabat itu mengatakan tahap pertama akan menyaksikan 1.000 jemaah dan akan diperpanjang hingga 14 hari. Setelah itu, 15.000 jemaah akan ditampung setiap hari selama dua minggu lagi. Kapasitas operasi akan pulih sepenuhnya setelah empat minggu. Ini semua tergantung pandemi.

Juru bicara resmi otoritas kesehatan Makkah Hamad al-Otaibi mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa jika dugaan infeksi terdeteksi, maka jemaah umroh akan dirujuk ke pusat kesehatan terdekat tempat ia akan menjalani tes.

Presidensi Umum untuk urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi para peziarah. Ini telah mengerahkan 400 pekerja yang mendisinfeksi Masjidil Haram 15 menit setelah setiap gelombang jamaah keluar dari tempat, yang berarti bahwa mereka akan membersihkan daerah tersebut sepuluh kali per hari.

Sembilan ratus liter hand sanitizer dan 1.000 liter karpet serta 2.5000 liter desinfektan permukaan akan digunakan setiap hari selama fase pertama haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement