Kamis 08 Oct 2020 04:35 WIB

Hadits tentang Ridha Allah pada Kaum Dhuafa

Kaya dan miskin merupakan cobaan Allah pada setiap hamba.

Hadits tentang Ridha Allah pada Kaum Dhuafa. Ilustrasi Dhuafa
Foto: Republika/Mardiah
Hadits tentang Ridha Allah pada Kaum Dhuafa. Ilustrasi Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ،  فَإِنَّمَا  تُرْزَقُوْنَ  وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ (رواه أبو داود)

Baca Juga

Dari Abu Darda’ ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa perawi antara lain: Abu Daud no. 2594; at-Tirmidzi no. 1720; an-Nasa’i no. 3179; Ahmad no. 198; Ibnu Hibban no. 4767; al-Hakim no. 106 dan 145 dari Jalur Abdurrahman Bin Yazid bin Jabir. At-Tirmidzi menilai Hadits ini hasan shahih. Kritikus Hadits klasik Imam adz-Dzahabi dan kritikus Hadits modern al-Albani  menilainya  shahih. 

Kaya dan miskin merupakan cobaan Allah pada setiap hamba. Dua keadaan ini adalah sunnatullah yang terjadi sesuai kehendak-Nya.

Sebagian hamba diuji oleh Allah dengan limpahan harta, sebagian lagi dengan kekurangan harta. Harta yang melimpah, jabatan tinggi, dan status sosial belum tentu menjamin kemuliaan seseorang di hadapan Allah. Bisa jadi si miskin yang sering dihina dan diremehkan justru lebih mulia.

Dalam Hadits di atas, Rasul memerintahkan umatnya memperhatikan kaum dhuafa sebagai syarat memperoleh kemudahan rezeki dan pertolongan Allah. Tidak pantas bagi seorang muslim yang hidup berkecukupan memandang sebelah mata terhadap mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, kedudukan dan status sosialnya.

Status manusia semua setara di hadapan Allah. Setara pula sebagai hamba yang tak punya kuasa dan tak bisa melakukan apapun tanpa pertolongannya. Di antara indikator ketidaksempurnaan iman seseorang adalah manakala ia membiarkan saudaranya mengalami kesulitan, sedang ia memiliki kemampuan untuk membantu. Rasul bersabda:

عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مَا آمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شَبْعَانٌ وَ جَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَ هُوَ يَعْلَمُ (رواه الطبراني)

“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang padahal tetangga yang di sampingnya dalam keadaan lapar, padahal ia mengetahuinya.” (HR. at-Thabrani)

Ridha dan kasih sayang Allah akan didapatkan hamba dengan berbuat baik kepada kaum lemah, mereka sepatutnya dibantu sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Perlu disadari bersama, bahwa orang-orang lemah itu menjadi penyebab pertolongan Allah atas umat Islam. Tentu saja dengan doa tulus yang terucap dari lisan  mereka di kala bermunajat kepada Allah, terhadap orang-orang yang berbuat baik kepada mereka.

Doa orang-orang lemah adalah suatu keberuntungan bagi kita. Rasul bersabda:

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الْأُمَّةُ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلَاتِهِمْ، وَإِخْلَاصِهِمْ (رواه الترمذي)

“Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini sebab orang-orang yang lemah dari mereka, yaitu dengan doa, shalat dan keikhlasan mereka.” (HR. at-Tirmidzi)

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement