Kamis 08 Oct 2020 02:17 WIB

Warga Diminta tak Main Layangan Menggunakan Kawat

Masyarakat diminta tak bermain layangan di dekat jaringan transmisi listrik

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum (tengah) menunjukkan kawat yang biasa digunakan untuk bermain layangan di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (7/10). Warga di daerah itu diminta tak lagi bermain layangan menggunakan kawat di dekat jaringan transmisi listrik.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum (tengah) menunjukkan kawat yang biasa digunakan untuk bermain layangan di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (7/10). Warga di daerah itu diminta tak lagi bermain layangan menggunakan kawat di dekat jaringan transmisi listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan PT PLN membentuk tim sapu bersih layangan berkawat (Saberlakat) di Kabupaten Garut, Rabu (7/10). Tim itu akan bertugas mengawasi masyarakat agar tak bermain layangan di dekat jaringan transmisi listrik, apalagi menggunakan kawat sebagai benang layangan.

Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, bermain layangan menggunakan kawat di dekat jaringan transmisi tak hanya berbahaya bagi pemainnya. Lebih dari itu, dampak bermain layangan berkawat dapat merugikan orang banyak, karena listrik bisa padam ketika kawat layangan menyentuh jaringan transmisi.

"Saberlakat akan memberikan edukasi, melarang, dan melakukan pengawasan agar masyarakat tidak melakukan hal seperti itu," kata dia di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (7/10).

Agar tak lagi bermain layanangan menggunakan kawat di dekat transmisi listrik, menurut Uu, warga harus diberi pemahaman terkait bahaya dan dampaknya. Sebab, selama ini masih banyak warga, khususnya di Kabupaten Garut, masih bermain layangan menggunakan kawat lantaran warga tak paham dan belum teredukasi.

Karena itu, Saberlakat dibentuk untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat agar tak bermain layangan dengan kawat. Dengan begitu, jaringan listrik masyarakat tak akan terganggu gara-gara perbuatannya sendiri.

"Namanya listrik sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Kadang, kalau listrik mati yang dimarahin PLN. Padahal tak jarang penyebabnya masyarakat itu sendiri," kata dia.

Saya berharap masyarakat segera hentikan main layang-layang pakai kawat dekat kabel listrik atau jalur listrik. Sangat berbahaya.

Saya juga cukup menyesalkan karena katanya fenomena main layang-layang di sini meningkat. Saya harap dengan saber lekat ini semua bisa turun, lostrik tidak terganggu.

General Manager PT PLN Unit Transmisi Jawa Bagian Tengah, Sumaryadi mengatakan, dampak dari maraknya warga bermain layangan dengan kawat bukan hanya membuat listrik padam. Perusahaannya juga mengalami kerugian akibat hal itu.

"Kerugian kami cukup besar, bahkan bisa miliaran kalau ada gangguan. Karena sekali gangguan itu, listrik berhenti. Untuk kembali nyala itu butuh energi. Itu sangat besar kerugiannya," kata dia.

Foto: Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum (tengah) menunjukkan kawat yang biasa digunakan untuk bermain layangan di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (7/10). Warga di daerah itu diminta tak lagi bermain layangan menggunakan kawat di dekat jaringan transmisi listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement