Rabu 07 Oct 2020 17:38 WIB

Mengapa Sejumlah Selebritas Asia Bunuh Diri pada Usia Muda?

Beberapa dari mereka mengalami perundungan, depresi, dan ada tekanan dari industri.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Bunuh diri (ilustrasi).
Foto: Foto : MgRol_92
Bunuh diri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pada pertengahan September 2020, tiga selebritas Asia dilaporkan bunuh diri. Ketiganya yakni aktor Jepang Sei Ashina yang mengakhiri hidupnya pada 14 September, aktris Korea Oh In-hye pada 14 September, dan penyanyi Taiwan Alien Huang pada 16 September.

Semuanya berusia 36 tahun. Pola yang mengganggu ini tidak selesai sampai di situ. Pada Sabtu 27 September, aktris Jepang Takeuchi Yuko juga meninggal pada usia 40 tahun. Kematiannya diduga kuat karena bunuh diri.

Pada Juli, Haruma Miura meninggal karena bunuh diri pada usia 30 tahun, sementara pegulat pro dan bintang reality show "Terrace House" Hana Kimura juga meninggal karena bunuh diri saat usia 22 tahun pada Mei lalu.

Sepekan sebelum kematiannya, Kimura telah menghadapi banyak perundungan di akun media sosialnya. Dalam salah satu cicitan terakhirnya di Twitter dia menulis, "Terima kasih untuk semua orang yang mendukungku. Aku menyukainya. Aku lemah, aku minta maaf."

Aktor Jepang Takashi Fujiki, yang ikut membintangi serial "Bloody Monday" bersama Ashina dan Miura, juga meninggal karena bunuh diri pada usia 80 tahun. Dia meninggal pada 20 September 2020. Sebelum mengakhiri hidupnya, Fujiki menulis catatan bahwa dia tidak percaya diri untuk berakting.

Beberapa dari selebritas tersebut diketahui mengalami depresi, menghadapi tekanan dari industri, dan atau pernah mengalami perundungan oleh penggemar di dunia maya. Meskipun tidak ada kaitan langsung antara hal itu dengan kematian namun mereka seperti mengikuti pola bunuh diri, terutama selebritas Korea.

Faktanya, tahun lalu sederet idol K-pop melakukan bunuh diri termasuk Choi Sulli, Goo Hara, dan Cha In-ha. Dalam artikel People baru-baru ini, mantan rekan Sulli, Amber Liu, mengungkap tentang pengalaman mereka ketika menjadi sorotan.

"Awalnya menyenangkan tapi lama-lama kami kesepian dan semua hal itu pada akhirnya mengendap. Tentu saja saya akan mengunggah hal-hal bahagia di media sosial, karena jika saya mem-posting bahwa saya depresi, tidak ada yang mau melihat itu," kata Liu seperti dilansir di National Post, Rabu (7/10).

Liu juga mengatakan, proses latihan yang melelahkan, jadwal pertunjukan serta tekanan yang signifikan dari industri dan fan membuat dia dan rekannya merasa stres menjadi member idol K-Pop. Pada 2009, aktris Korea Park Jin-hee sempat melakukan survei sendiri terhadap rekan-rekannya terkait fenomena ini dengan melibatkan 260 aktor dan aktris. Hasilnya, 40 persen di antaranya pernah berpikir untuk mengakhiri hidup karena merasa terlalu lelah mengarungi hidup.

Sementara itu, 30 persen lainnya mengatakan pernah serius mempertimbangkan untuk bunuh diri. Alasan yang mendasarinya termasuk privasi yang tidak dilindungi, komentar jahat, pendapatan yang tidak stabil, dan kecemasan tentang masa depan.

Industri hiburan Korea dikenal sangat kompetitif dengan tekanan yang besar untuk menampilkan citra sempurna setiap saat kepada publik. Untuk selebritas muda, agensi umumnya kerap mendikte segala sesuatu mulai dari tempat tinggal, apa yang mereka makan hingga siapa yang dapat mereka kencani dan apa yang mereka kenakan.

Asosiasi Jurnalis Korea telah meminta media untuk tidak membagikan informasi detail bagaimana selebritas melakukan bunuh diri karena dikhawatirkan akan ditiru. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian di kalangan anak muda di Korea Selatan. Di antara negara-negara OECD (Organiasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi), kasus ini merupakan salah satu tingkat bunuh diri tertinggi dan telah berlangsung selama beberapa dekade.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement