Rabu 07 Oct 2020 17:02 WIB

Besok, Buruh Suarakan Mosi tidak Percaya ke Pemerintah

Demonstran juga terdiri dari tani, mahasiswa, dan kaum miskin kota.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
UU Cipta Kerja mendapatkan protes dari buruh. Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim bakal menggelar aksi unjuk rasa mendesak pencabutan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10) besok.
Foto: republika
UU Cipta Kerja mendapatkan protes dari buruh. Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim bakal menggelar aksi unjuk rasa mendesak pencabutan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10) besok.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim bakal menggelar aksi unjuk rasa mendesak pencabutan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10) besok. Pada aksi tersebut, massa aksi sepakat menyuarakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah, yang rencananya dimulai dari Bundaran Waru, Sidoarjo.

Ketua Bidang Buruh dan Miskin Kota Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Surabaya Habibus Shalihin mengatakan, perkiraan ada 3.000 massa aksi yang mengikuti unjuk rasa. Massa tersebut terdiri dari gabungan 50 organisasi baik dari organisasi buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin kota. 

Baca Juga

"Kesepakatan temen-temen elemen, kami akan mendatangi Gedung Negara Grahadi. Tapi memang ada rencana ada tiga titik sasaran aksi, antara Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernur, dan DPRD Jatim," kata dia di Surabaya, Kamis (7/10). 

Habib mengatakan, titik kumpul ribuan massa akan dimulai dari Bundaran Waru sekitar pukul 10.00 WIB. Dia menegaskan, tuntutan utamanya desakan kepada pemerintah dan DPR agar membatalkan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja.

"Kami gelorakan mosi tidak percaya kepada Pemerintah dan DPR yang telah mengkhianati rakyat," ujarnya.

Menko Pergerakan BEM Unair, Mas Chaq, menyatakan mahasiswa juga akan ikut bergabung dalam aksi tersebut. Gabungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi lain akan mengikuti aksi mulai dari Bundaran Waru. 

"Kami masih menyiapkan dan memastikan jumlah massa dari mahasiswa. Kami juga bergabung dalam aksi Gerakan Tolak Omnibus Law," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement