Rabu 07 Oct 2020 13:32 WIB

AS: Anggaran Senjata Naik, Taiwan Belum Cukup Saingi China

Taiwan berencana untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 10 persen.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pesawat jet tempur F-16 Taiwan.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Pesawat jet tempur F-16 Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat asisten menteri pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk Asia Timur, David Helvey,  mengatakan rencana Taiwan untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 1,4 miliar dolar AS adalah langkah tepat. Hanya saja, upaya itu tidak cukup untuk memastikan pertahanan yang tangguh dalam menghadapi meningkatnya ancaman China.

Helvey mengatakan dalam konferensi industri pertahanan daring yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-Taiwan, bahwa tindakan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) adalah ujian bagi kemampuan dan kesiapan Taiwan. "Sementara tindakan PLA nyata dan berbahaya, PLA tidak terkalahkan," katanya.

Baca Juga

Pada Agustus, kabinet Taiwan mengusulkan 453,4 miliar dolar Taiwan untuk belanja militer untuk tahun mendatang. Jumlah ini meningkat 10 persen dari tahun ini dengan 411,3 miliar dolar Taiwan yang dianggarkan.

Langkah penambahan dana untuk pertahanan ini dilakukan ketika China secara signifikan meningkatkan aktivitas militer di dekat Taiwan. Wilayah itu dianggap sebagai provinsi yang memisahkan diri, sehingga China melancarkan ancaman yang semakin meningkat ketika Taiwan semakin vokal.

"Taiwan dapat, melalui investasi cerdas, mengirimkan sinyal yang jelas ke Beijing bahwa masyarakat Taiwan dan angkatan bersenjatanya benar-benar berkomitmen untuk membela Taiwan," ujar Helvey.

Pejabat senior AS ini menyatakan peningkatan yang dilakukan sudah tepat untuk dilakukan. Hanya saja, Taipei perlu berhati-hati karena itu masih belum cukup untuk menyaingi kekuatan Beijing.

"Peningkatan ini, meski merupakan langkah ke arah yang benar, tetapi tidak cukup untuk memastikan bahwa Taiwan dapat memanfaatkan geografi, teknologi canggih, tenaga kerja, dan populasi patriotiknya untuk menyalurkan keunggulan inheren Taiwan yang diperlukan untuk pertahanan yang tangguh," ujar Hevley.

Helvey mengatakan, Taiwan harus terus mencari keseimbangan dalam investasi pertahanan antara pembangunan dalam negeri dan pembelian asing. Dia pun menyarankan, Taipei perlu menghindari investasi berlebihan di area yang tidak memberikan keuntungan baik untuk sumber daya yang terbatas.

Menurut Helvey, AS mendorong Taiwan berinvestasi untuk membuat sistem pertahanan sehingga invasi atau serangan tidak akan datang tanpa biaya yang signifikan. Ini termasuk memperoleh rudal jelajah pertahanan pantai sebanyak mungkin dan kemampuan lain untuk membantu mempertahankan daerah pesisir dan pantai.  Begitupula di pertahanan udara jarak pendek, ranjau laut, kapal serang cepat, artileri bergerak, dan aset pengawasan canggih.

Taiwan juga dinilai perlu memperkuat pasukan cadangannya. Pelatihan yang dilakukan harus menunjukkan pasukan kecil dengan tindakan yang dapat dikelola dapat mendukung pertahanan Taiwan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement