Rabu 07 Oct 2020 10:07 WIB

Donald Trump dan Lingkaran Klaster Gedung Putih

Donald Trump masih saja menyebarkan pesan yang salah tentang Covid-19.

Presiden Donald Trump
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lintar Satria, Fergi Nadira, Farah Noersativa, Indira Rezkisari

Presiden AS Donald Trump disebut menunjukkan perkembangan positif dari pemulihannya setelah terinfeksi Covid-19. Ia bahkan telah mencicit di Twitter tentang semangatnya kembali berkampanye.

Baca Juga

Trump padahal baru diumumkan positif Covid-19 pada Jumat (1/10). Sejak kemarin Trump telah kembali ke Gedung Putih. Belum ada kabar jelas tentang kondisinya karena sejumlah dokter yang menangani Trump menolak berkomentar panjang. Dokter Sean Conley lewat suratnya hanya mengatakan Presiden Trump telah beristirahat dan dia dilaporkan tidak memiliki gejala atau OTG.

Setelah Trump dipastikan positif Covid-19 upaya penelusuran dilakukan ke mereka yang diketahui kontak erat dengannya. Dari penelusuran sejumlah lingkaran dekat Trump di Gedung Putih ternyata terinfeksi Covid-19.

Nama terbaru yang muncul adalah penasihat senior dan penulis pidato Presiden Trump, Stephen Miller. Ia dipastikan positif setelah sejumlah staf Gedung Putih dites Covid-19.

Rabu (7/10) seorang pejabat pemerintah mengatakan dalam tes sebelumnya Miller dinyatakan negatif. Pejabat Gedung Putih sedang berusaha memutus rantai penularan setelah Trump, ibu negara Melania dan lusinan orang terdekat mereka positif virus korona.

Miller adalah arsitek 'America First' yang menjadi inti kebijakan luar negeri Trump. Ia juga yang merancang langkah-langkah pembatasan imigran.

Istrinya, Katie Miller, yang menjabat sebagai direktur komunikasi dan juru bicara Wakil Presiden Mike Pence, terinfeksi lebih dulu pada bulan Mei lalu. Tapi hasil tes terakhir Katie negatif.

Katie Miller berada di Salt Lake City bersama Pence untuk mempersiapkan debat wakil presiden melawan Senator Kamala Harris. Tapi ia langsung pulang setelah mendengar suami positif virus corona, dilansir dari AP.

Deretan orang sekitar Trump yang positif berlanjut, Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany menjadikan orang berpangkat tinggi sekurangnya kesembilan di lingkaran Presiden Trump. Melacak kontak dekat dari orang-orang yang terinfeksi memang merupakan strategi dasar dalam memerangi virus ini.

Menurut CNN, dua wakil McEnany, yakni Chad Gilmartin dan Karoline Leavitt juga dinyatakan positif terkena virus corona. Leavitt dinyatakan positif beberapa hari yang lalu. Sementara Gilmartin melakukan tes Covid-19 dalam 24 jam terakhir, meskipun waktu pastinya tidak jelas diketahui.

Pada Senin waktu setempat, McEnany mengonfirmasi bahwa dia telah dites positif Covid-19. Dia mengatakan, tidak mengalami gejala apapun. Dia juga mengaku tidak memiliki pengetahuan tentang tes positif Hope Hicks sebelum pengarahannya Kamis lalu. Hicks adalah salah satu penasihat utama Presiden Trump yang lebih dulu dinyatakan positif terinfeksi.

McEnany mengatakan dia akan mulai melakukan karantina. CNN mencatat, sekurangnya 10 orang dalam keluarga Presiden Trump, pemerintah AS, dan lingkaran penasihat serta kontak baru-baru ini dinyatakan positif Covid-19.

Sementara itu, setidaknya 23 orang dari lingkaran dalam Trump dinyatakan negatif Covid-19. Namun, beberapa dari mereka yang negatif belum menyatakan apakah mereka telah menerima tes tambahan selama akhir pekan, dan bagaimana hasilnya.

Adanya hasil tes positif di kantor pers Gedung Putih, staf di area pers atas dan bawah di Sayap Barat Gedung Putih kini bekerja dari jarak jauh atau dari rumah sebagai tindakan pencegahan. Beberapa pekerja penting masih di Gedung Putih, menurut salah satu pejabat Gedung Putih.

Dilansir laman Vox News, setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif mengidap virus corona, Gedung Putih dan pemerintahannya tidak melakukan banyak skrining. Jika ada, pelacakan kontak untuk klaster Covid-19 di sekitar presiden makin banyak.

Menurut Abigail Abrams dan Lissandra Villa di majalah Time, pejabat lokal dan negara di tempat-tempat yang baru-baru ini dikunjungi Trump belum mendengar dari Gedung Putih tentang pelacakan kontak. Michael Bender dan Rebecca Ballhaus melaporkan untuk Wall Street Journal, bahwa Trump bahkan memberi tahu setidaknya satu penasihat untuk tidak mengungkapkan tes virus corona positifnya. Hal itu malah akan membuat upaya pelacakan kontak menjadi sulit, jika bukan tidak mungkin.

Menurut kolom opini di Washington Post, Gedung Putih beroperasi di bawah premis yang salah bahwa jika mereka menguji semua orang, mereka dapat mengabaikan pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tentang penggunaan masker dan jarak sosial. Ini benar-benar salah karena, seperti yang dilihat dengan McEnany, masyarakat dapat dites negatif selama beberapa hari sambil memaparkan orang lain ke virus.

Inilah sebabnya mengapa sangat tidak bertanggung jawab untuk mengadakan upacara pengumuman tanpa masker untuk calon Mahkamah Agung Amy Coney Barrett di mana staf Gedung Putih, wartawan, dan orang luar berinteraksi satu sama lain. Ini adalah mikrokosmos dari penanganan virus yang sangat sembrono, yang telah menewaskan sedikitnya 209 ribu jiwa di Amerika.

Wabah kini mungkin terlalu besar bagi Unit Medis Gedung Putih untuk melakukan pelacakan kontak sendiri. Seperti yang dikatakan sumber anonim kepada CNN, "Unit Medis Gedung Putih, dengan staf di bawah 30 orang, telah diregangkan selama pandemi virus korona melakukan pengujian ekstensif di Gedung Putih dan di acara yang dihadiri Trump," kata sumber itu.

Trump sedari awal dikenal sebagai pemimpin yang mencitrakan dirinya sebagai sosok yang kuat. Meski telah terinfeksi Covid-19, ia menulis di Twitter mengajak orang-orang tidak takut terhadap penyakit yang telah menjadi pandemi itu.

"Jangan takut pada Covid. Jangan biarkan hal itu mendominasi hidup Anda," tulis Trump, Senin (5/10) lalu.

Atas cicitannya tersebut, dilansir di laman Fox News, banyak selebritas asal AS keberatan dan memberikan respons menunjukkan rasa frustrasi terhadap presiden mereka. Salah satunya adalah bintang pemeran Captain America, Chris Evans.

"Jangan takut Covid ?! Anda telah menjalani perawatan sepanjang waktu oleh dokter terbaik yang menggunakan obat terbaik," tulis Evans.

Evans yang terlihat geram melalui tulisannya itu, menanyakan kepada Trump apakah menurut Trump semua orang punya akses ke sana yang sama dengan Trump, sehingga mereka tidak perlu takut seperti dia.  "Sayangnya, aku yakin kamu tahu perbedaan itu, kamu tidak peduli. Ini sembrono sampai tingkat yang mengejutkan, bahkan untukmu," tulis Evans.

Selebritas lain, Bette Midler juga menuliskan respons kekecewaannya terhadap pernyataan Trump. Dia menyebut sebaiknya Trump memikirkan orang-orang yang telah meninggal dunia karena Covid-19.

"#IdiotInChief (Trump) yang sakit baru saja men-tweet bahwa 'Saya tidak pernah merasa lebih baik dalam 20 tahun. Jangan takut terkena COVID!'  KATAKAN ITU KEPADA ORANG YANG MENINGGAL DUNIA!" tulis Bette Midler.

Midler melanjutkan, harus mendapatkan perawatan dengan  dipompa dari steroid dan mendapatkan obat yang tidak bisa didapatkan orang lain di dunia adalah keuntungan Trump sebagai Presiden.

Sutradara Ava Duvernay menyebut Trump adalah orang yang jahat. Sebab, pernyataan itu menurutnya  terkesan terlontar tanpa memikirkan orang-orang yang meninggal dunia karena Covid.

"'Jangan takut Covid' dia berani mengatakan kepada kita yang telah kehilangan orang yang dicintai karena Covid. Orang ini jahat," tulis Duvernay.

Tak kalah geram, Mandy Moore juga menjadi selebritas yang merespons kecewa terhadap pernyataan Trump.  "Jangan takut covid? Katakan itu kepada 210.000 keluarga yang telah kehilangan orang yang dicintai. Kepada orang-orang Black, Brown dan Pribumi yang terpengaruh secara tidak proporsional," demikian cicitannya.

Aktor Josh Gad juga menyindir Trump yang menyebut jangan takut kepada Covid. Josh Gad mengingatkan, Trump bisa memberikan pernyataan tersebut karena memiliki fasilitas kepresidenan seperti helikopter yang dapat digunakan, dan memiliki akses ke perawatan yang hanya bisa didapat oleh seorang Presiden.

Pakar penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, menanggapi komentar Trump pula yang menyebut virus corona memiliki level berbahaya seperti flu biasa. Fauci menekankan, Covid-19 memang memiliki gejala seperti flu biasa. Tapi tingkat kerusakan Covid-19 sangat jauh berbeda dengan influenza.

"Influenza bukan pandemi yang telah membunuh jutaan orang dan penyakit ini tidak selesai seperti saat mengalami influenza," kata Fauci, dikutip NBC News. "Tidak tepat menyamakan Covid dengan flu. Penyakit flu tidak menyebabkan hal-hal di tubuh seperti yang Covid-19 bisa lakukan."

Di Amerika virus corona mengakibatkan 40 ribu kasus tiap harinya. Amerika merupakan negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia yaitu 7,5 juta kasus positif.

"Ada hal-hal yang harus dipraktikkan secara universal terkait Covid-19, dan itu adalah penggunaan masker secara luas, menghindari kerumunan, menjaga jarak fisik, melakukan aktivitas luar ruang lebih banyak dan mencuci tangan secara rutin," katanya. "Tidak perduli siapa Anda. Ini adalah hal-hal yang harus dilakukan."

photo
Ventilasi Durasi Jarak - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement