Selasa 06 Oct 2020 23:46 WIB

Islam di Guyana, Ketika Populasi Muslim Terus Tumbuh

Umat Muslim di Guyana meski minoritas tetapi terus tumuh tiap tahun.

Rep: Yusuf A/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Muslim di Guyana meski minoritas tetapi terus tumuh tiap tahun. Islam di Guyana
Foto: caribianmuslim
Umat Muslim di Guyana meski minoritas tetapi terus tumuh tiap tahun. Islam di Guyana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Guyana, memang tak begitu terkenal di dunia. Bahkan, luas wilayahnya hanya 214 ribu meter persegi dan jumlah penduduknya pun hanya sekitar 777 ribu jiwa pada tahun 2006.

Bandingkan dengan DKI Jakarta yang jumlah penduduknya mencapai delapan juta jiwa lebih. Pemeluk agama Islam di Guyana pun merupakan kelompok minoritas. Namun, soal implementasi ajaran Islam, kaum Muslim Guyana konsisten dalam menjalankannya.

Baca Juga

Di sinilah, agama Islam menemukan momentumnya. Bahkan, termasuk yang paling pesat perkembangannya di kawasan. Salah satu indikator adalah jumlah masjid yang cukup banyak di negeri itu. 

Seperti dicatat Organisasi Islam Pusat Guyana (CIOG), terdapat sekitar 145 unit masjid. Sarana ibadah itu tersebar di seluruh penjuru negara. Padahal, komunitas Muslim sendiri mencakup sekitar tujuh persen dari populasi. 

 

Sejak beberapa tahun terakhir, umat Muslim setempat mengekspresikan semangat itu pada sebuah kegiatan besar bertajuk Festival Islam. Acara berlangsung sepekan penuh dilakukan di kota-kota besar sampai ke desa. Beragam aktivitas keagamaan digelar. Mereka juga mengundang tokoh-tokoh Muslim dari luar negeri.  

 Umat Muslim Guyana mamandang ajaran Islam sebagai pegangan kehidupan. Itu dijalankan secara nyata. Islam menjadi solusi dari setiap permasalahan. Selain juga acuan dalam membina kerukunan dan toleransi antaragama.       

Warga non-Muslim menghormati warga Muslim, begitu pula sebaliknya. Kesalahpahaman terhadap Islam sangat sedikit, tidak seperti di negara lain, sambung dia.

Dialog antara Muslim dan non-Muslim terus diintensifkan. Akhirnya, muncul simpati. Cukup banyak kaum non-Muslim memilih beralih agama dan memeluk Islam.  

Gayung bersambut, sejumlah orang, antara lain, penganut Hindu maupun Nasrani, usia tua dan muda, tertarik mempelajari Islam. Fenomena itu sudah berlangsung lama, tidak sedikit kaum non-Muslim memutuskan menjadi mualaf. 

Mereka menemukan kebenaran dalam Islam, juga kedamaian melalui ajarannya. Puluhan bahkan ratusan orang tercatat telah menyatakan keislamannya. Hal ini tentu patut diapresiasi.

Raymond Chickrie dalam tulisannya berjudul Muslim in Guyana, The South Asian Connection memberikan pernyataan senada. Islam memang sedang tumbuh dengan pesat di Guyana maupun negara-negara lain di wilayah tersebut.  

Sepanjang kegairahan itu berlangsung, muncul keinginan dari masyarakat Muslim untuk mempelajari bahasa Arab. Karena itu, semakin banyak lembaga pendidikan agama menyediakan sarana pelatihan bahasa ini. Dengan bahasa Arab, memudahkan pemahaman terhadap kitab suci Alquran dan hadis.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement