Selasa 06 Oct 2020 21:58 WIB

Mentan SYL Desak Pemprov Lampung Fokus Kembangkan Pertanian

Mentan SYL menyebut Lampung memiliki banyak komoditas pertanian unggulan

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi ketangguhan Provinsi Lampung sebagai penyumbang terbesar pangan nasional, yakni tahun 2019 menjadi provinsi dengan produksi padi tertinggi ke-6 di Indonesia
Foto: istimewa
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi ketangguhan Provinsi Lampung sebagai penyumbang terbesar pangan nasional, yakni tahun 2019 menjadi provinsi dengan produksi padi tertinggi ke-6 di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TENGAH -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendesak Pemerintah Provinsi Lampung untuk fokus mengembangkan sektor pertanian di daerahnya.

"Saya ingin Pak Gubernur fokus mengembangkan pertanian dan ini bukan hanya untuk gubernur saja, tetapi kepala daerah dan semua masyarakat Lampung. Termasuk juga institusi kenegaraan, dan institusi lain yang ingin melihat Lampung dan mau untung dari Lampung," kata dia, di Lampung Tengah, Selasa (6/10).

Dikatakan Mentan, Lampung memiliki kelebihan seperti banyak komoditas lokal seperti kopi, lada dan lainnya. Kemudian, dekat dengan ibu kota sehingga harus dimanfaatkan kelebihan tersebut.

Kementan, lanjut dia, akan siap membantu kebutuhan Lampung untuk mengembangkan sektor pertanian. Hal ini agar pertanian di provinsi setempat semakin kuat, mandiri dan modern.

"Ini saya ajak semua Direktur Jenderal yang ada di Kementan. Kalau Pak Gubernur butuh apa-apa, tinggal hubungi mereka saja," ucapnya.

Menurutnya, upaya yang dilakukan Pemprov Lampung dengan meluncurkan kartu petani perlu dibarengi penyusunan prioritas, penajaman program serta pemetaan wilayah yang baik.

"Tinggal sasaran penajaman yang kuat seperti apa petanya, prioritas yang akan dikembangkan. Kalau varietas bagus, produktivitas juga bagus sepanjang pupuknya benar. Pupuk benar dan budi daya yang baik, ditambah mekanisasi dan teknologi yang ada," terangnya.

Kendati demikian, Syahrul berpesan agar Pemprov Lampung tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat, tetapi juga menggandeng pihak lain seperti perbankan dan juga investor.

"Jangan tunggu bantuan pemerintah, karena tidak akan selesai. Manfaatkan perbankan, investor. Kalau ada investor masuk, buka saja asalkan para petani mendapatkan manfaatnya," terang dia.

Syahrul mencontohkan, anggaran di Kementerian Pertanian dari Rp21 triliun hanya tinggal Rp14 triliun karena dipangkas. Namun, dengan jumlah anggaran tersebut, Kementan tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Saya menggunakan dana perbankan Rp37 triliun. Karena itulah sekarang Kementan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saya tanya perbankan kamu mau gulirkan uangmu di mana. Yang paling siap ya pertanian dua tahun akan terasa dampaknya," ucapnya.

Ia menambahkan di tengah pandemi COVID-19 ini, yang paling dibutuhkan masyarakat adalah tercukupinya bahan makanan. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya agar sektor pertanian semakin kuat, mandiri dan modern.

"Siapa lagi yang akan tolong negara, tolong rakyat kalau bukan kita. Mumpung masih bisa. Jumlah rakyat Indonesia ini 273 juta. Kalau beli baju, AC, kulkas, mobil dan lainnya bisa ditunda. Tetapi kalau makanan tidak bisa. Karena itu makanan harus hadir di tengah rakyat," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement