Selasa 06 Oct 2020 14:45 WIB

Komik Si Budi Karya Mahasiswa UNS Bantu Literasi Keuangan

Komik memfasilitasi literasi keuangan berdasarkan gaya belajar siswa.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fuji Pratiwi
Enam mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan media literasi keuangan berbentuk komik. Komik yang diberi nama Si Budi tersebut bertujuan untuk mengajarkan literasi keuangan bagi anak-anak khususnya usia Sekolah Dasar (SD).
Foto: Humas UNS
Enam mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan media literasi keuangan berbentuk komik. Komik yang diberi nama Si Budi tersebut bertujuan untuk mengajarkan literasi keuangan bagi anak-anak khususnya usia Sekolah Dasar (SD).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Enam mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah menciptakan media literasi keuangan berbentuk komik, Si Budi. Komik ini bertujuan memberikan literasi keuangan bagi anak-anak khususnya usia Sekolah Dasar (SD).

Keenam mahasiswa tersebut yaitu Rizal Galih Pradana dan Alivia Amadea Theodora mahasiswa Psikologi FK, Aldi Rosyid Rahmadi mahasiswa Ilmu Lingkungan FMIPA, Anggit Daneswara Purbaningru mahasiswa Matematika FMIPA, serta Arzi Dwiky Kusumo dan Dewi Anisa Nurjanah dari Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP.

Baca Juga

Ketua tim ini, Rizal Galih Pradana mengatakan, komik Si Budi menceritakan Budi sebagai tokoh utama dan adiknya bernama Ani. Komik tersebut menampilkan Budi dan Ani saat memecahkan berbagai masalah keuangan yang mereka hadapi.

Komik ini terdiri dari tiga seri dengan tema utama masing-masing seri yakni pemborosan pada seri 1, rajin menabung pada seri 2, dan mengelola keuangan pada seri 3. "Masing-masing seri komik akan disediakan berbagai tantangan keuangan sederhana dan kode QR yang dapat dipindai oleh siswa untuk mendapatkan rekaman suara podcast dari komik tersebut," kata Rizal seperti tertulis dalam siaran pers, Senin (5/10).

Rizal menambahkan, timnya memilih media komik karena anak-anak lebih tertarik dengan media gambar dibandingkan tulisan. Komik menyajikan lebih banyak gambar dibandingkan tulisan.

Media visual lebih mudah dipahami oleh anak-anak sehingga dapat menyampaikan pesan literasi keuangan yang abstrak dalam bentuk lebih konkret. "Mereka jadi bisa tahu keuangan seperti apa, mengatur keuangan bagaimana," kata dia.

Rizal dan tim yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM PM) menjelaskan, pemilihan komik dan podcast karena setiap anak memiliki karakteristik berbeda dalam menyerap pembelajaran. Mereka menyediakan komik bagi anak-anak yang model belajarnya visual.

Sementara podcast ditujukan bagi mereka yang model belajarnya auditori. Lalu bagi anak-anak yang model belajarnya kinestetik, mereka fasilitasi dengan tantangan yang ada dalam komik.

Rizan dan tim berharap nantinya komik karya mereka bisa didaftarkan untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan International Standard Book Number (ISBN). Sehingga, nantinya bisa tersedia di Perpustakaan Nasional.

"Semoga komik ini bisa digunakan sebagai media dalam kurikulum untuk mengajari literasi keuangan bagi anak-anak," kata Rizal.

Dengan berpijak pada media ini, Rizal dan tim juga berharap semoga literasi keuangan anak-anak bisa meningkat. Sehingga perilaku konsumtif menurun sebab ketika kebiasaan baik saat anak-anak mereka yakini bisa terakumulasi hingga dewasa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement