Senin 05 Oct 2020 16:45 WIB

Begini Cara Pemkot Atasi Covid-19 di Malioboro

Di Malioboro sendiri telah dilengkapi dengan sistem zonasi dan QR code.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Anggota Brimob menyemprotkan disinfektan di jalur pedestrian kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/9). Penyemprotan disinfektan di Malioboro kembali digalakkan menyusul meninggalnya pedagang kali lima yang dinyatakan terjangkit covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anggota Brimob menyemprotkan disinfektan di jalur pedestrian kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/9). Penyemprotan disinfektan di Malioboro kembali digalakkan menyusul meninggalnya pedagang kali lima yang dinyatakan terjangkit covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, ada dua fokus penanganan Covid-19 di kawasan Malioboro. Kasus Covid-19 di Malioboro sendiri diawali dari pedagang kaki lima (PKL) dan meluas hingga keluarga dan PKL lainnya. "Dalam penanganan kasus Covid-19 di Malioboro, sebenarnya prinsipnya adalah tracing (penelusuran) dan blocking (pemblokiran)," kata Heroe yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, Ahad (4/10) malam.

Heroe menjelaskan, tracing dilakukan dengan menelusuri kontak erat dan aktivitas dari PKL yang terpapar Covid-19. Namun, tracing yang dilakukan sempat terhambat. Kasus pertama di Malioboro tersebut meninggal dunia di hari yang sama saat dinyatakan positif Covid-19. "Jika tidak dilakukan upaya serius, maka tracing akan terhenti. Untuk merekonstruksi kontak erat orang yang terpapar, maka kami rekonstruksi kegiatan orang yang terpapar dari keluarga, pedagang terdekat, teman akrabnya dan komunitas pedagang," ujarnya.

Sementara itu, blocking dilakukan dengan segera melakukan isolasi dan tes Covid-19 terhadap kontak erat yang ditemukan dari hasil tracing. Heroe menyebut, blocking ini dilakukan dalam setiap kasus yang ditemukan guna mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas di Malioboro.

"Prinsipnya jika ditemukan yang terpapar segera isolasi, rapid dan swab. Kalau ditemukan lagi, isolasi, rapid dan swab, begitu seterusnya. Sampai betul-betul tidak ada potensi sebaran yang muncul," katanya.

Selain itu, pengendalian dan pengorganisasian pedagang di Malioboro juga dilakukan. Yakni dengan pengosongan pedagang dalam satu ruas untuk dilakukan pembersihan dan disinfektan. "Serta memberikan shock therapy bagi pedagang untuk serius menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Semua pihak dilibatkan dalam penanganan kasus ini.  Mulai dari warga yang aktif memberikan informasi terkait warga yang berpotensi dan dicurigai terpapar Covid-19. Sehingga, tracing dan blocking kasus Covid-19 dapat dilakukan dengan segera. 

"Juga melibatkan polisi, TNI dan Satpol PP Kota Yogya dan DIY di Malioboro. Menjaga agar semua pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan. Juga melakukan operasi yustisi, yaitu langsung menindak warga, pelaku usaha yang kedapatan tidak jalankan protokol kesehatan," tambahnya.

Di Malioboro sendiri telah dilengkapi dengan sistem zonasi dan QR code. Sistem ini dihadirkan guna mendata pengunjung yang masuk agar memudahkan dalam melakukan tracing dan blocking. "Otomatis wisatawan yang tercatat nomor ponselnya dalam kurun waktu masa inkubasi, bisa kita lakukan pemberitahuan secara langsung untuk isolasi mandiri atau periksa di layanan terdekat secara cepat," jelasnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement