Senin 05 Oct 2020 10:07 WIB

Kota Surabaya Kini Memiliki Tim Swab Hunter

Tugas Tim Swab Hunter di setiap kecamatan menyasar pelanggar protokol kesehatan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas medis melakukan tes usap di kawasan Pasar Keputran, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Petugas medis melakukan tes usap di kawasan Pasar Keputran, Kota Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Tim Swab Hunter menyasar pelanggar protokol kesehatan khususnya di tempat nongkrong anak muda seperti kedai atau warung kopi, kafe, resto, dan angkringan di Kota Surabaya sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan hingga kini, Tim Swab Hunter yang berada di masing-masing kecamatan terus beraksi menyasar pelanggar protokol kesehatan. "Ini dilakukan semata-mata demi melindungi warga dan mencegah penyebaran Covid-19," kata Irvan di Kota Surabaya, Senin (5/10).

Menurut dia, Tim Swab Hunter melakukan giat tes swab di beberapa lokasi yang tersebar di lima wilayah, yakni Surabaya pusat, utara, selatan, timur, dan barat pada Sabtu (3/10) malam WIB. Untuk di kawasan Pusat, Tim Swab Hunter melakukan swab kepada 69 orang pelanggar protokol kesehatan dan di selatan diikuti 72 orang.

Sementara di kawasan Surabaya utara diikuti 22 orang, di timur diikuti 23 orang, dan di barat diikuti 27 orang tes swab. "Jadi total keseluruhan sebanyak 213 orang yang terjaring operasi protokol kesehatan di lima wilayah Surabaya dan langsung mengikuti swab test," kata Irvan.

Irvan mengatakan Tim Swab Hunter yang berada di tiap kecamatan akan terus masif menggelar operasi protokol kesehatan di masing-masing wilayahnya dengan tujuan untuk melindungi warga dari Covid-19. Adapun Tim Swab Hunter itu terdiri dari tiga pilar, yakni petugas kecamatan, polsek, dan koramil.

"Dan ini akan terus dilakukan oleh teman-teman demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ayo kita selalu disiplin menjaga protokol kesehatan dengan biasakan yang tidak biasa," kata Irvan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement