Ahad 04 Oct 2020 18:52 WIB

Dokter Turki Temukan Covid-19 Menular Lewat Mata

Penularan Covid-19 lewat mata hanya ditemukan pada sedikit pasien

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi)
Foto: AP
Penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Dokter Spesialis Mata Turki, Dr. Tuncay Sezgin menyatakan, beberapa pasien virus corona menunjukkan gejala penularan di mata. Meski begitu, gejala terbaru itu hanya ditemukan pada sedikit pasien.

Laporan Anadolu Agency, Sezgin mengatakan bahwa gejala seperti itu dilaporkan pada setidaknya 1-2 persen pasien Covid-19. Kondisi itu menunjukkan bahwa mata juga merupakan jalur penularan virus yang penting.

Baca Juga

Gejala yang diperlihatkan seperti mata merah, suatu kondisi yang dikenal sebagai konjungtivitis. Sezgin merekomendasikan bahwa orang-orang dalam pekerjaan yang melibatkan kontak yang sering dan dekat dengan orang lain harus menggunakan kacamata pelindung, meskipun tidak dapat mencegah infeksi, setidaknya dapat mengurangi paparan virus.

"Kacamata pelindung lebih diutamakan untuk mencegah kontaminasi melalui mata kita," kata Sezgin dikutip dari DailySabah. Sezgin mengatakan, mengganti lensa kontak setiap hari, bukan setiap bulan, adalah cara lain untuk mengurangi risiko kontaminasi melalui mata.

Orang yang menderita Covid-19 dapat menginfeksi orang lain dengan berbicara, bersin, atau batuk. Namun, Sezgin mengatakan virus itu dapat ditularkan jika tetesan yang terinfeksi mencapai konjungtiva orang lain atau selaput yang menutupi bagian dalam kelopak mata dan bagian putih mata. Terlepas dari keanehan hubungan kondisi tersebut dengan virus corona, Sezgin mendesak orang-orang dengan kondisi mata kemerahan mendadak, berair, atau perih memeriksakan ke dokter mata.

Laporan Universitas Johns Hopkins menyatakan, Covid-19 telah merenggut lebih dari 1 juta nyawa di 188 negara dan wilayah sejak pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada Desember. Lebih dari 34,6 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan pemulihan melebihi 24 juta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement