Ahad 04 Oct 2020 17:59 WIB

Peringati Hari Jantung, UB Luncurkan Aplikasi Detak

Aplikasi Detak yang dibuat UB untuk membantu masyarakat ketahui penyakit Jantung

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan seminar kesehatan virtual dalam rangka peringatan Hari Jantung se-Dunia.
Foto: Humas UB
Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan seminar kesehatan virtual dalam rangka peringatan Hari Jantung se-Dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan seminar kesehatan virtual dalam rangka peringatan Hari Jantung se-Dunia. Di waktu bersamaan, kampus juga mengadakan pemecahan rekor MURI dan peluncuran aplikasi DETAK “Waspada Serangan Jantung”, Ahad (4/10).

Seminar kesehatan bertajuk “Kewaspadaan dan Kesiagaan Terhadap Serangan Jantung” ini disampaikan oleh pakar jantung UB, Profesor, Mohammad Saifur Rohman. Seminar ini bertujuan memberikan penjelasan terkait serangan jantung. Dalam hal ini termasuk tanda, gejala, dan langkah yang harus dilakukan saat mengalami serangan jantung mendadak.  

Sementara ihwal DETAK, ini merupakan sebuah aplikasi yang diciptakan untuk menjawab pertanyaan pemakainya tentang serangan jantung. Aplikasi ini dapat membantu pasien mengidentifikasi sakit jantung atau bukan. Kemudian juga membahas tingkat kegawatan atau tidaknya jantung pengguna aplikasi. 

Dengan aplikasi ini, pengguna akan mendapatkan rekomendasi perawatan lanjutan. Hal ini termasuk memberikan saran rumah sakit terdekat yang bisa dijangkau dan memiliki fasilitas pendukung. "Rekomendasi diberikan berdasarkan data keluhan yang dimasukkan pengguna," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Ahad (4/10).

Menurut Saifur, aplikasi DETAK dapat membantu masyarakat umum apakah benar menderita sakit jantung atau tidak. Sebab, selama ini kebanyakan pasien kurang paham tentang yang dirasakannya ketika mulai ada gejala sakit. Bahkan, mereka bingung mengambil keputusan untuk memilih tempat pengobatan.

Dengan aplikasi DETAK, Saifur berharap, pasien jantung dapat tertangani secara cepat dan tidak sampai terlambat.  Selain membantu pengguna, sistem sejenis juga telah dikembangkan di Puskesmas untuk membantu tenaga medis dan kesehatan. Mereka dapat memberikan penanganan tepat bagi penderita sakit jantung.

“Dengan menggunakan aplikasi ini, sama halnya dengan menemui saya, dan menghindari pasien untuk salah menemui dokter," ucap Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran UB ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement